47. TERBONGKAR

9K 457 10
                                    

HALLO READERS!
GIMANA KABARNYA? GIMANA PUASANYA?SEMOGA BAIK DAN LANCAR

Hari ini, Sseu bawa part 47 nih!
penasaran gak?

Sebelum membaca, cari posisi enak nya dulu ya. Bacanya pelan pelan yang penting selesai.

jangan lupa juga vote sebelum membaca!

-
-
- HAPPY READING!♡-
-
-
-

47. TERBONGKAR.

Malam telah berlalu dan telah berganti pagi. Lea sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya. Saat ini, Lea sedang menghabiskan sarapannya di meja makan seorang diri. Aletta--Bunda Lea-- sedang berada di Bandung, mengurus beberapa urusan Butiknya

Setelah selesai dengan sarapannya, Lea membersihkan piringnya. Kemudian ia menyampirkan tasnya di pundak dan melangkah keluar rumah. " Semoga hari ini lebih baik dari hari hari sebelumnya " gumam Lea seraya menaiki motornya.

Lea menyalakan motornya, lalu melajukannya keluar dari halaman. Motor merah milik Lea terus berjalan, berbarengan dengan pengendara lain.

Hampir dua puluh menit waktu yang ditempuh Lea untuk sampai di Sekolahnya. Setelah tiba, ia langsung memarkirkan motornya dan turun dari motor. Lea mengambil jalan cepat, yaitu melewati lapangan utama yang langsung terhubung dengan koridor.

Setibanya di kelas, Lea melihat keempat temannya yang sudah datang. Dengan langkah lebar, Lea menghampiri keempatnya. Langkah Lea terhenti tepat di kursinya dan Tasya. Ia mengurungkan niat menaruh tas saat melihat Salisa beserta tas nya berada di kursinya.

" Lo masih duduk sama Tasya, Sa? " tanya Lea kepada Salisa dan hanya di balas deheman oleh sang empu.

Lea menghembuskan napasnya, lalu melirik kursi kosong tempat Salisa duduk sebelumnya. Akhirnya Lea menaruh tasnya di kursi itu, dan mendaratkan bokongnya.

" Kalian udah ngerjain tugas? " tanya Lea, membuat keempat orang yang sedang mengobrol itu menoleh secara bersamaan.

Mereka--Tasya, Salisa dan Firly-- langsung berdiri dan melangkah keluar dari kelas. Dania yang masih di kelas langsung terheran. Ia tersenyum kepada Lea kemudian ikut keluar kelas. Lea merasa aneh dengan sikap keempat sahabatnya. Kenapa Mereka? Batin Lea bingung

Sedangkan di rumah sakit, Ares dan keempat temannya masih setia menunggu Iyan. Mereka berlima lebih memilih bolos dan menemani Iyan di rumah sakit. Suasana di ruangan itu sangat hening, hanya ada suara alat medis yang dipasang ditubuh Iyan.

" Ini kita gak mimpi kan? Iyan yang biasanya ribut sama gue, sekarang terbaring gak sadarkan diri di ranjang rumah sakit? " ucap Inyong tiba tiba.

keempat sahabatnya yang asik melamun, langsung menoleh kearah Inyong. " Gue berharap ini cuma mimpi " timpal Vego diakhiri dengan helaan napas.

" Kita harus cari bukti yang lain, supaya dia gak bisa mengelak lagi " saran Arthan, dianggukki oleh yang lainnya.

" Lo cari tau, Kal. Cari tau kalo jam itu emang punya mereka " titah Ares kepada Skala.

" Kita juga jangan langsung gegabah dan mojokkin Dia-- "

" Kalo dia mau jujur, ya gapapa. Kalau gak jujur juga gapapa. Selebihnya kita tanya ke Iyan kalo dia udah sadar " Skala berucap dengan pandangan yang masih sibuk ke Handphonenya.

ANTARESKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang