04|Have Fun

327 165 21
                                    


Menjadi baik itu sulit, kalau mudah percayalah tak ada satu orang pun yang kecewa atas sebuah kesalahan

🌵

"Ma?" Panggil Ziano pada Naya, saat wanita itu tengah sibuk menyajikan beberapa hidangan di atas meja makan.

"Iya sayang?" sahut Naya sambil tersenyum hangat pada putranya.

"Ziano keluar bentar ya?" Pamit Ziano.
Seketika senyum Naya menghilang.

"Kamu mau kemana? Masa gak pernah makan malem bereng sama Mama lagi?" Tanya Naya.

Pasalnya Ziano memang sudah sangat jarang makan malam bersama, lebih tepatnya karena Kakaknya. Semuanya terasa hampa. Satu anggota berkurang berarti satu kehangatan ikut hilang.

Entah sedang mandilah, belajarlah, malaslah, kenyanglah, keluarlah. Semua hal itu yang selalu Ziano jadikan alasan.

Tapi mau seberapa banyak alasan yang anaknya buat, Naya tetap tahu alasan terbesarnya adalah Pram.

"Besok-besok aja deh," ucap Ziano sambil menyengir lebar dan segera mencium pipi Naya lalu bergegas pergi.

"Jangan kemaleman!" Pesan Naya sedikit teriak agar Ziano mendengarnya.

Tepat saat baru saja keluar dari arah dapur sosok Pramana turun dari arah tangga, melihat ke arah putranya yang tergesa pergi. Atau lebih tepat disebut menghindarinya.

"Pulang tepat waktu!" Ucap Pramana yang berhasil membuat Ziano beralih menatapnya sambil mengangguk sekali tanpa ekspresi.

Ziano menghirup udara segar yang menimpa indra penciumannya, memang kota besar ini tak begitu sesegar itu.

Namun Ziano menikmatinya, melepas penatnya tentang semua hal yang harus ia pikul, udara malam solusinya. Ziano merasa benar-benar lepas seperti tak ada beban yang menimpanya.

Hal sekecil ini berhasil membuatnya senang

Ting

Mama
[Mama titip mknan ya? Terserah
deh apa aja]
19.48

Ziano menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis. Kebiasaan Naya jika ia sedang keluar, Ziano paham akan maksud Ibunya. Ia hanya ingin dekat dengan Putranya karena selama ini Pram terlalu menuntut mereka untuk menurut atas perintahnya.

Sehingga Naya tak bisa berbuat banyak untuk berperan sebagai figur Ibu yang baik.

Dan salah satu caranya ini, menjalin komunikasi, berbicara hal yang tak penting pun masih Naya terapkan, untuk tetap menjadi figur Ibu bagi kedua putranya.

Me

[Yahh mom]
19.50

Ziano segera menutup media chatting-nya dan beralih memutar laju motornya ke arah sebuah kafe.

°°°

"Cupu Lo!" ejek Dasia.

"Yaampun, beb kok ngomong gitu sihh?" ucap Algar yang berusaha terlihat imut padahal tidak sama sekali.

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang