35|Rumit

142 71 15
                                    


Bahagia itu nggak ribet, tapi kita nya aja yang ngeribetin hal yang seharusnya nggak ribet buat dilakuin. 'Ribet karena gue nggak ngerasain hal mengasyikan itu~Ciaa'

🌵

Dasia menarik simpul sudut bibirnya.

"Cia?" Panggilan itu membuat Dasia menoleh.

Dasia hanya menoleh tanpa niat menyapa balas.

Entah ini perasaannya saja atau memang faktanya. Ia merasa orang-orang seperti mengasihaninya dengan memberikan tempat untuk berteduh sejenak.

"Ngelamunin apa?" Tanya Ziano.

"Ngapain sih?" Kesal Dasia, karena Ziano langsung duduk di sampingnya. Kini mereka tengah berada di rooftop sekolah.

"Nemenin orang ngelamun," ucap Ziano.

Dasia lalu mendengus keras. Ziano memang menyebalkan.

"Lo suka apa?" Tanya Ziano.

"Marah-marah," jawab Dasia ketus.
Ziano lantas menggeleng pelan melihat tingkah Dasia.

"Nihh, katanya bagus buat cewek yang lagi PMS," ucap Ziano sambil menyodorkan kiranti pada Dasia.

Dasia lalu menoleh.

"Sok tahu! Gue nggak PMS," ujar Dasia.

"Lah? Katanya suka marah-marah? Kata Bian kalau cewek suka marah-marah itu tandanya lagi PMS, terus salah gue dimana?" Tanya Ziano.

"Salah Lo itu, kenapa jadi manusia sok tahu amat!" Ketus Dasia.

"Makannya kalau orang nanya suka apa, jangan ngasal jawabnya. Semua manusia nggak bakal ngerti kali cewek moody-an kayak Lo maunya apa," ucap Ziano.

Menghela nafasnya kasar.

"Makanan, tempat atau yang lainnya?" Akhirnya Dasia menyahuti.

Malas terlalu ralut berdebat dengan pria yang sama sekali tak mau kalah ini.

"Tempat?" Tanya Ziano.

"Danau," jawab Dasia.

Ziano menoleh cepat.

Tempat itu ternyata menjadi kesukaannya.

"Kenapa?" Tanya Ziano.

"Karena Mama suka danau," sahut Dasia.

"Dengan kisah yang sama?" Gumam Ziano tapi Dasia mendengarnya.

"Gue rasa Lo lebih tahu tentang gue daripada gue sendiri deh," sewot Dasia. Lalu menggeser tubuhnya dari Ziano.

Ziano terkekeh.

"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan?" Tanya Ziano.

"Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk Lo. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan?" ucap Dasia.

Hendak beranjak namun Ziano menahannya seolah mempertanyakan sesuatu.

"Perbaiki masa lalu dan genggam masa depan. Itu pilihan gue. Lo?" Tanya Dasia terkekeh sinis.

Lalu beranjak tanpa bersedia mendengar jawaban yang ia sendiri sodorkan.

Pertanyaan Ziano terlalu menjebak.

"Diam," itu jawaban Ziano, ia hanya bergumam.

...

"Ana bisa bantu saya?" Pertanyaan itu membuat Ana yang tengah sibuk menyalin catatannya menoleh ke arah Pak Indra selaku wali kelas mereka.

"Ya Pak?" Sahut Ana.

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang