Simbol kekuatan itu ditandai dengan seseorang yang mampu bertahan dalam keterpurukan🌵
Go to school!
Dasia tersenyum lebar seraya menatap pantulan tubuhnya pada kaca besar yang terletak di ruang kamarnya. Seperti biasa ruangan yang hanya diisi banyak perabotan mewah itu selalu sunyi.
Dasia menatap nanar satu foto yang terpajang di ruang tamu apartemennya.
Ia mengelus sayang foto besar itu.
"Cepat sembuh Ma?" Ucapnya lalu menatap sekelilingnya. Ia benci ini, tapi apa boleh buat suasana sunyi inilah yang setia menemaninya.
Dua tahun sudah kesunyian ini bertambah begitu menyedihkan setelah Hera yang dinyatakan koma.
Dan yang selalu Dasia lalui menunggu waktu kembali tiba untuk membuatnya bahagia. Entah kapan waktu itu tiba.
dr. Regano is calling....
Dasia menatap malas layar handphone-nya tapi ia tetap mengangkat telpon dari dokter yang merawat Ibunya itu.
'Ada hal penting yang perlu saya bicarakan!'
Dasia mengerutkan keningnya, bingung ingin bereaksi seperti apa.
'Tentang kondisi Ibumu...'
Sontak hal tersebut membuat Dasia menegang seketika.
"Kapan?" Tanya Dasia mulai terlintas kekhawatiran di sana.
'Sece....'
Ucapan dokter muda itu lantas Dasia putuskan secara sepihak. Dengan terburu-buru Dasia keluar dari apartemennya.
Ibu?
Ahh Dasia lupa itu kelemahannya, Dasia berlari secepatnya ke arah lift. Ia rapalkan do'a sebanyak mungkin.
Dasia terus mengumpat karena lift yang tak kunjung terbuka.
...
Lagi dan lagi, Ziano menemui Dasia di tempat pertama yang membuatnya terenyuh ketika mengetahui fakta gadis si pembuat masalah itu.
Berulang kali ia ingin bersikap tidak perduli seperti Ziano yang biasanya, tapi ia tak bisa.
Ziano memperhatikan langkah terburu milik Dasia saat keluar dari taksi yang ia pesan, tak ada mobil mewah seperti biasanya, dan tak ada aura ketus yang selalu ia tampilkan.
Yang Ziano lihat hanya wajah penuh kekhawatiran.
Gadis itu kenapa?
Ada apa lagi dengan Ibunya?
Beberapa hal berkecamuk dipikiran Ziano, dengan langkah tergesa ia mulai mengikuti langkah Dasia.
Dasia marah-marah saat tak sengaja menabrak seseorang, emosinya mulai tak terkontrol. Ziano masih mengikutinya hingga tepat berada di depan ruangan
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...