49|Redup

121 37 11
                                    


Mentarinya memang telah hilang, tapi ia lupa banyak lentera yang akan menemaninya.

🌵

Pakaian serba hitam dengan rintik hujan yang menyelimuti adalah saksi bisu dari kesedihan hari itu. Hari dimana Dasia kehilangan sang Ibu yang sangat amat ia cintai.

"Papa duluan aja," ucap Dasia.

"Papa--" ucapan Naka terhenti.

"Aku butuh waktu sendiri," ucap Dasia.

Ranaka lantas bangkit lalu mencium puncak kepala Dasia penuh sayang.

"Jangan lama-lama sayang, Ibu nggak akan bahagia liat kamu sesedih ini," jelas Naka.

Dasia mengangguk pelan lalu mengelus pelan batu nisan Hera.

Ranaka lantas mendekat ke arah Ziano yang juga masih setia menemani Dasia.

"Tolong jaga Dasia, dia masih butuh waktu sendiri," ucap Naka.

Ziano lantas mengangguk.

Dan perihal Algar, setelah dari rumah sakit mendadak ia hilang entah kemana.

"Ibu tenang di sana ya? Cia sayang Ibu," ucap Dasia.

Hujan turun perlahan semakin deras, sebelum benar-benar beranjak. Dasia merasakan jika tubuhnya tak terguyur hujan yang semakin deras.

"AYO PULANG CIA?" Teriak Ziano melawan suara hujan yang semakin kencang.

Rindu itu seketika membuncah di dalam hati Dasia, Ziano tetaplah orang yang akan selalu ada untuknya. Bahkan sekarang pria itu rela sakit demi dirinya karena hujan.

"Hujan nggak akan perduli kalo Lo sakit," teriak balas Dasia.

"Makanya berdiri! Kalo bukan hujan yang perduli seharusnya Lo yang perduli," ucap Ziano sambil memejamkan matanya membiarkan hujan terus mengguyur tubuhnya demi melindungi tubuh Dasia agar tak basah.

Elusan lembut pada permukaan wajahnya dapat Ziano rasakan.

"Selalu gini sampe gue percaya kalo gue nggak sendiri untuk ngelawan dunia gila ini," ucap Dasia.

Ziano menatap wajah sayu Dasia yang sekarang ikut terguyur hujan, karena gadis itu telah membuang payung yang tadi Ziano genggam.

"Hujan nggak akan perduli kalo Lo sakit!" Ziano mengulang ucapan Dasia.

Lalu segera menarik tubuh gadis itu dalam rengkuhannya, dan ia bawa di bawah derasnya hujan.

Dan di hari itu banyak perasaan bercampur aduk tercipta.

Dasia dengan lukanya hari itu harus berusaha melawannya untuk terus bangkit di dalam dunia kejam miliknya.

Ziano, pria yang selalu suka memendam rasa berlebihan itu. Harus memulihkan diri untuk terlihat baik-baik saja, agar tidak mengikut sertakan orang lain untuk terluka.

Algar...

Pria yang selalu mengaku bahagia itu, harus terlihat sempurna untuk menutupi celah tak kasat mata yang perlahan melukai dirinya.

Dan

Kalian...

Manusia yang selalu merasa hidup tak adil, terlalu kejam, dan tak sesuai ekspektasi kalian. Maka yang harus kalian lakukan adalah nikmati hidupmu, lalu tunjukan pada dunia.

Bahwa kekurangan itu hanyalah lembaran kertas yang tercoret dan untuk terlihat kembali baik maka kamu hanya perlu membersihkan coretan itu. Walau tidak seindah awalnya, setidaknya kamu bisa melihat bahwa semuanya akan terlihat baik-baik saja, jika kamu ingin memperbaikinya.

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang