41|What?!

111 38 2
                                    


Selalu ingat jika menyangkut perihal luka, tapi selalu lupa jika ditanya 'kapan kamu merasa bahagia?' manusia bukannya tidak bahagia tapi mereka lupa kapan mereka bahagia karena terlalu memupuk besarnya rasa luka.

🌵

"Oh iya, semalem party-Nya si Tanisa kan ya?" Ucap Gina setelah usai menyeruput ice coffee latte nya.

Keempat gadis itu telah sibuk duduk di kursi kantin dengan modal mengusir juniornya (kurang ajar emang)

"Tanisa? Satpam sekolah?" Sahut Dasia seraya mengerutkan keningnya.

"Ya kalik Cia satpam sekolah namanya Tanisa," tutur Gina.

"Ya bisa aja," sambung Syana.

"Serah dah!" Pasrah Gina.

"Emangnya Lo dateng?" Kali ini Ana yang bertanya.

"Ya nggaklahhh, mana mau gue ngunjungin kuman pelakor macem dia isshh," seru Gina berlagak jijik.

"Pelakor? Ngerebut cowok Lo?" Kali ini Dasia yang berseru.

"Cowoknya sepupu gue dulu," sahut Gina terlihat menahan kesal.

"Tanisa itu anak IPA 5 kan ya?" Sahut Syana sedari tadi hanya diam.

"He'em betul--eh itu anak kelasnya Lo ya?" Tanya Gina heboh.

"Iya, emang sih gatel banget diaa, masa kemaren dengan gak tahu malunya minta disuapin kue ama Ziano, pengen gue ceburin deh rasanya semalem," tutur Syana menggebu seraya memperagakan dengan gerakan tangan.

Dasia yang semulanya tengah menikmati rotinya lantas terhenti, lalu menoleh cepat ke arah Syana.

"Terus dia mau?" Tanya Dasia.

"Si.." ucapan Syana terhenti.

"Ziano" jelas Ana.

"Iyalah mbak, kan disitu rame jadi--" belum usai Syana berbicara, Dasia lantas beranjak dari tempat duduknya.

"Eh Cia mau kemana?" Seru Ana panik.

"Buang sam.pah!" tekan Dasia pada akhir kalimatnya.

"Sampah?" Kompak ketiga gadia itu langsung tatap. Sampah yang mana?

"Bentar..."

"Cia cemburu??!!" Heboh ketiganya.

...

"Eh ada Cia???" Heboh Bian ketika melihat Dasia tengah berdiri di depan pintu kelasnya dengan angkuh, khas seorang Dasia sekali.

Dasia menatapnya sinis, hendak masuk namun ditahan Bian.

"Bentar dulu, Cia cari siapa, Febian Rezandro kah?" Seru Bian kepedean sambil menyugar rambutnya.

"Pede amat!" Ketus Dasia tak suka.
Lantas mendengar kehebohan dari depan kelas, Veron dan Tion beranjak untuk mendekat.

"Cari Ziano ya?" Tanya Tion.

"Nggak, cuman mau liat-liat hama pangganggu kelas kalian aja," ucap Dasia seraya menekan kata hama pengganggu.

"Kelas kita higienis Cia, ye kan bro?" Sahut Tion seraya saling merangkul dengan sang bestayy.

"Kalo cari my bebebnya ngomong aja kalik Ciaa.." timpal Veron pula.

"Ehh neng Tani, apa gerangan neng--" terhenti!

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang