Ada saatnya dimana kita harus mengerti bahwa selama ini kita tak benar-benar sendiri. Masih ada waktu yang tersaji untuk kita membuktikan, bahwa itu benar adanya, bukan hanya ucapan semata.🌵
Suara drum yang saling bersahutan itu kini memenuhi pendengaran semua orang yang ada di ruang musik itu.
"Mbak ini mau ngapain sih?" Tanya Syana yang masih setia bergelayut dilengan Dasia sambil berbisik.
"Latihan festival," sahut Dasia. Dasia sama sekali tak terusik, karena Syana membuat dirinya merasa tak terintimidasi sendiri.
"Festival musik ya?" Tanya Syana antusias sambil menegakkan tubuhnya yang berhasil membuat beberapa orang menoleh karenanya.
"Iya," jawab Dasia.
"Ziano ikut gak ya?" Ucap Syana bermonolog.
Dasia tak menyahuti pura-pura tak mendengar itu lebih baik daripada semakin runyam.
"Maaf ya Ibu telat?" Ucap Kinan yang diiringi oleh Jenio dan Ziano di belakangnya sambil membawa beberapa tumpukan kertas dan laptop.
"Ya Bu..," sahut yang lainnya.
"MAS JEN??" Pekik Syana yang kembali menyorot perhatian.
Baru hari pertama atas kepindahan Syana ke Genthala, namun berhasil menyita perhatian banyak pihak.
Bukan hanya karena tubuhnya yang mungil dan menggemaskan, paras cantik dan manis yang ia miliki berhasil membuat sebagian orang cepat mengenal gadis energic itu.
Jenio yang dipanggil macam itu lantas mendelit kesal. Sudah lama tidak bertemu, namun tingkah gadis itu masih saja sama.
Beberapa orang lantas tertawa mendengar panggilan Syana.
"Upss hihi sorry?" Ucap Syana salah tingkah lalu langsung berlindung dari tatapan Jenio yang tengah menghunus dirinya.
Karena Jenio tengah ditertawakan atas panggilan sialan itu.
Dan setelah itu persiapan festival pun akhirnya benar-benar dimulai.
Tentang keberadaan Syana di ruang musik itu karena dirinya sendiri yang bersikukuh untuk ikut.
...
"Bu?" Syana mengacungkan jarinya.
"Ya?" Kinan menyahuti sambil sedikit memicing berusaha mengingat siapakah gadis itu?
"Saya boleh ikut juga nggak Bu?" Tanya Syana.
"Nggak!" Kompak Ziano, Jenio, Dasia, Gina serta Ana menyahuti.
Dan yang lainnya melongo bingung sendiri.
"Ihhh kok nggak!" Pekik Syana.
Dasia segera menarik pergelangan tangan gadis itu.
"Lo kan baru masuk, jadi nggak bisa langsung ikut," jelas Dasia. Yang sebenarnya malas jika nanti gadis itu akan terus membuntutinya.
Syana mengerucut sebal.
"Sebentar-sebentar! Kamu--" ucapan Kinan terpotong.
"Dia murid baru Bu," jelas Ziano.
"Sepupu Nano," sambung Syana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...