17|Khawatir

190 98 3
                                    


Khawatir datang ketika seseorang merasa bahwa dia lah bagian darinya.

🌵

"Kemana aja sih Lo?" Omel Dasia saat mendapati Algara sudah duduk manis di sofa ruang tengah apartemennya.

"Telat," sahut Algar masih tetap memejamkan matanya. Kepalanya masih terasa pusing.

"Boong! Kemana aja Lo bangsat? Sialan Lo! Mana pesan gue nggak dibales lagi, anjing lo!" Umpat Dasia seraya melempar semua barang untuk menimpuk tubuh Algar yang masih belum juga bergerak.

"Ampun Cia? Sakit nih--woiy!" Adu Algar karena Dasia tak henti melemparinya dengan barang-barang itu.

"Isshh! Syukur gue masih punya hati," ucap Dasia lantas melempar buku terakhir dan beralih duduk di sofa satunya lagi.

Algar lantas menyunggingkan senyumnya, inilah alasannya untuk datang langsung ke apartemen Dasia.

Ia rindu melihat raut kesal itu ketika marah padanya.

"Ciaaa? Duhh ini sakit banget?" Rengek Algar lantas mendekat ke arah sofa yang tengah Dasia duduki. Dan menyender ke bahu gadis itu.

"Nyender di sini, leher Lo gue patahin!" Ucap Dasia.

"Galak banget cewek gue."

Algar lantas menjauh, Dasia tidak pernah main-main akan ucapannya. Dasia tetaplah gadis kasar yang sama.

Algar kira sehari ditinggal olehnya sifat buruk gadis itu akan hilang.

Hening sesaat, hingga akhirnya Algar melihat sebuah jas yang tergeletak saja di lantai. Apartemen Dasia memang kerap kali berantakan, hanya ketika ada petugas kebersihan saja, apartemen ini akan normal kembali.

Jas itu?

Ziano??

Apakah Ziano mengatakan sesuatu pada Dasia tentang rahasia itu?

Jantung Algara berdetak tak karuan.

Dasia kembali berdecak, ucapannya kembali tak disahuti.

"Lo ngapain sih?" Bentak Dasia. Gadis itu sudah jengah.

Algar menoleh masih dengan mimik muka yang sama.

"Ini jas siapa??" Tanya Algara.

"Orang lah!" Jawab Dasia tak santai.

"Siapa Cia?!" ulang Ziano.

"Ngapain sih Lo? Sibuk ngurusin hidup orang!"

"--punya Ziano?"

Dasia diam. Kenapa bisa ditebak?

"Mungkin aja."

"Ngapain dia kesini?" Tanya Algar, jantungnya sudah berdetak tak karuan.

Apakah Dasia sudah tahu kebenarannya?

Kenapa wajahnya terlihat biasa saja?

"Tidur sama gue. Kenapa? Marah?" Ucap Dasia jengah. Sengaja agar Algara juga sama kesal sepertinya.

Algara tentu tak semudah itu percaya. Ia tahu bagaimana siaganya gadis bernama Dasia Nahera itu menjaga harta berharganya.

Yang ia fokuskan hanya satu? Rahasia itu? Apakah Dasia mengetahuinya?

"D-- dia ada ngomong apa aja?" Tanya Algara.

Dasia mulai bingung dengan ekspresi ketakutan Algara.

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang