Masalah dihadirkan agar manusia tahu resiko berat atas solusi yang ingin mereka capai. Tidak semudah tertawa bahkan menangis sekalipun.🌵
Ziano yang baru saja tiba di kediamannya setelah acara makan malam yang penuh kejutan itu. Kini menatap heran pada panggilan masuk berulang kali dari Tion.
'Nok? Ya allah kemane aje sih lu?'
Suara Tion terdengar buru-buru."Apaan sih Yon?" Heran Ziano. Sudah letih karena acara formal tadi, dan ditambah lagi oleh panggilan telepon dari Tion.
'Ini tolong bantuin si Dasia, Nok? Bahaya nih! Di bar gue ada yang lagi ngedeketin Dasia. Dia nya mabok Nok! Gue kagak berani nge--'
Ucapan Tion terputus begitu saja karena Ziano sudah memutus sambungan nya secara sepihak.
Secepat mungkin ia berlari ke arah motornya.
Dengan nafas memburu dan jantung yang berdebar cepat. Entah kenapa rasa khawatir itu tiba-tiba muncul begitu saja.
Hanya karena gadis si pembuat masalah itu. Padahal selama ini Ziano tak pernah perduli dengan keadaan sekelilingnya.
Ziano tengah membayangkan wajah gadis itu saat ini. Kemungkinan terburuk itu mungkin tidak akan gadis itu sadari karena mabuk.
Ada masalah apalagi dengan gadis itu?
Apa masalah keluarganya lagi?
Setelah sampai Ziano lantas memarkirkan sembarang motornya. Sempat berdebat dengan penjaga bar tersebut. Tapi usai karena ia menunjukan Tion sebagai orang yang ingin ia temui.
Tion memang bekerja di sini. Sebagai salah satu bartender.
Buru-buru sekali Ziano masuk, baru saja ia ingin beralih ke arah stan. Tempat dimana sahabatnya bekerja. Namun urung karena objek yang ia cari, sudah ia temui.
Ziano menggeram, melihat seorang pria yang seusianya yang tengah berusaha meraih wajah Dasia yang sudah mabuk berat itu untuk ia ciumi.
Sialan!
Bugh
Bugh
Ziano memukul brutal wajah pria yang hampir saja mencium Dasia.
Dengan nafas memburu Ziano lantas menarik pinggang Dasia mendekat padanya.
Menyelimuti tubuh Dasia dengan jas yang tadi ia kenakan, karena Dasia hanya memakai baju pendek yang tidak seharusnya ia pakai.
"Sialan!" Umpat pria tadi. Karena tak terima dipukuli oleh Ziano.
Kericuhan tersebut, membuat beberapa orang menoleh pada mereka. Walau tak sedikit yang acuh saja karena musik yang keras itu jauh lebih memikat mereka.
Ziano berdecih.
Meraih pergelangan tangan Dasia erat lalu menggenggam nya.
"Sampai berani Lo sentuh dia! Gue nggak akan main-main bunuh Lo di sini!" Ancam Ziano.
Ocehan tak jelas dari Dasia ia acuhkan saja.
Ziano langsung melempar kunci motornya pada Tion yang ada di sana."Anter ke rumah!" Ucap Ziano yang diangguki langsung oleh Tion.
Tion tak menyangka, sahabatnya yang tak pernah Berulah.
Malam ini malah bisa seberani itu memukuli pria mabuk seusianya dan mengancam akan membunuhnya terang-terangan. Padahal yang selama ini ia tahu, Ziano bukan tipe orang yang akan perduli dengan orang lain.
Ia kira pun Ziano tidak akan datang. Terlebih ia seperti tak menyukai semua hal tentang Dasia.
Walau kenyataannya yang selama ini ia lihat. Hanyalah pribadi asing yang tak pernah Ziano inginkan.
"Aaaggh gara-gara Lo Sialan! Kemana aja sih Lo hah!?" Suara Dasia mulai melantur.
Ziano diam saja.
"Dasar Algar tolol! Bego! Gak punya otak! Abis diracunin si Ana ganjen Lo!" omelnya.
Tak tahu saja jika yang tengah membawanya adalah Ziano bukan Algara.
Ziano diam membiarkan Dasia mengungkapkan semua keluh kesahnya.
"Lo tahu? Tadi gue berantakin apartemen. Lo sih gila masa cewek sendiri ngamuk Lo gak dateng-dateng! Kan jadinya gue ke sini lagi buat hepi hepi hahaha," oceh Dasia.
Jalannya sempoyongan. Sementara menunggu taksi yang datang, Ziano memperhatikan wajah mabuk gadis yang tengah dibopongnya. Dan tak membiarkan Dasia lepas dari rangkulan dan genggaman erat tangannya.
Sedangkan gadis itu bibirnya terus mengoceh tak henti dengan nada tak jelas.
"Masa nih ya, budaknya si tua bangka gila. Tiba-tiba dateng malah nyuruh gue siap-siap. Mau ketemu klien-klien gila harta semua," ujar Dasia masih berusaha menyuarakan unek-uneknya yang tertahan sejak tadi.
Ziano tersenyum ternyata Dasia tertekan karena itu.
Taksi yang tadi sempat Ziano pesan datang.
Ziano langsung menuntun Dasia untuk masuk.
...
"Hikss Ibuuu? Kapan balik lagi sih! Cia bosen nih sendirian! Kangennnn," Rengek Dasia.
Ucapannya semakin merambat kemana-mana.
Ziano terus mendengarkan ocehan yang terdengar menyedihkan itu.
Dasia menatap Ziano setelah Ziano menutup pintu apartemennya.
"G--gue sendirian Al hikss? Gue sendirian? Orang-orang pada kemana hikkss?" Dasia menangis, nada ucapan yang terdengar tak jelas namun sarat makna di dalamnya.
Lukanya terlihat nyata.
Tanpa sadar hati Ziano ikut pedih mendengar ucapan Dasia tanpa Dasia sendiri sadari.
Ziano membopong tubuh gadis seusianya ke arah kamar.
Saat baru saja akan membaringkan tubuh Dasia, Dasia lebih dulu menarik lehernya.
Hampir saja! Ziano langsung menahan kepalanya dan mendorong tangan Dasia dari lehernya.
Gadis itu sedang hilang kesadaran setidaknya Ziano harus mengendalikan diri dengan keadaan berbahaya ini.
Jantung Ziano berdetak lebih keras. Untuk pertama kali hal ini berhasil merasuki benteng kuat yang Ziano buat atas perintah Pramana.
Dasia tertidur dengan jas Ziano yang tetap melekat pada tubuhnya.
Ziano tersenyum, mengelus lembut kepala wanita mabuk itu.
"Selalu kayak gini Dasia Nahera, bangun bentengmu dan buat lah mereka semua bertekuk lutut atas benteng yang kamu jaga!" Ziano menarik diri setelah usai menyelimuti tubuh Dasia.
Jantungnya kembali memompa kencang. Ia tidak sepolos itu untuk tak mengerti arti detakan tak wajar ini.
Handphone Dasia berdering, panggilan masuk dari--Algara?
"Seharusnya Lo gak pernah jatuh cinta sama dia." Ziano menatap prihatin pada nama yang terpampang dilayar handphone Dasia.
Cemburu? Atas nama apapun, ia tidak cemburu mengenai status Dasia dan Algara, karena 'rahasia besar' itu, Algara pun tak akan bisa memiliki gadis-nya.
...
Revisi: Minggu, 08 Januari 2023
...
I'm come back🙋
Ada yg rindu ocehan saya?Mau dong di spam comment 😭
sindiaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...