Tidak mudah memang tapi jika sudah menyangkut perihal hati semua menjadi sulit untuk dimengerti.🌵
"Gue suka sama Lo?" Ucapan itu lantas membuat Dasia merotasikan bola matanya, sebuket mawar merah dan sekotak coklat itu hanya Dasia tatap sekilas.
Lantas ia bersidekap dada lalu tersenyum miring.
"Terus?" Dasia balik bertanya.
"Gue mau Lo terima gue!"
Ia tak tahu siapa pria di hadapannya ini, namun yang ia tahu pria ini yang pernah bertengkar dengan Algar.
"Atas dasar apa gue harus terima Lo? Kenal juga nggak!" Ucap Dasia.
Pria itu lantas tersenyum.
"Gue akan jadi cowok yang baik buat Lo, dan pastinya gue nggak bakal tinggalin Lo dan jadi pengecut kayak mantan Lo," ucap pria itu percaya diri.
Dasia lantas menghela nafasnya kasar.
"Lo nyinggung Al?" Tanya Dasia sarkastis.
Pria itu menggeleng."Gua nggak nyinggung Algar tapi kenyataannya emang gitu kan? Dia. Ninggalin. Lo!" Tekan pria itu.
Dasia lantas mengepalkan tangannya kuat.
"Atas dasar apa Lo berhak nyinggung cowok gue!" Teriak Dasia, lantas menarik kerah baju pria itu penuh amarah.
"Karena Dia brengsek!" Tekan pria itu lagi.
'Bughh'
Dasia lantas menendang kaki pria itu! Berani sekali memperburuk suasana hatinya!
"Anjing!" pekik pria itu.
Malas sekali Dasia harus mendengar ocehan sampah setelah keluar dari ruang musik tadi.
Sekolah memang mulai surut oleh lalu lalang manusia. Namun, di sini masih ada teman-teman pria itu.
"Sekali lagi Lo ngomong gitu! Gak cuman kaki Lo gue tendang, kepala Lo juga!" Ancam Dasia sambil lalu meludai pria itu dengan kasar.
"Sialan!" Pria itu mengumpat seusai Dasia melintasinya.
Ia kira setelah tidak ada lagi hama pengganggu seperti Algara, ia akan mudah mendapatkan gadis angkuh itu.
...
'Hufft..'
Helaan nafas terdengar setelah seperkian detik terjadi keheningan.
"Mau apaan sih? Dari tadi diem muluk? Bisu?" Sambar Dasia kesal. Pasalnya sedari tadi tak ada yang berniat bersuara.
Padahal Dasia sudah datang walau dengan tingkat kemalasan yang tinggi. Datang kesini, di sebuah garden cafe, tempat kerja Gina.
"Ngomong Gin! Jangan diem muluk," ujar Ana sebal.
"Jadi tuh gini, duh gimana ya gue--" ucapan Gina lantas terpotong.
"Lo ngomong apasih? Gak jelas banget," Ketusnya.
Gina lantas kalang kabut sendiri.
"To the point aja lah Gin," timpal Ana turut kesal.
"G--gue tuh lagi ada urusan, jadi kalo buat latihan untuk festival--" Gina bingung sendiri.
Hampir saja, Dasia akan meledak. Ana segera menengahi.
"Jadi maksud Lo, Lo gak bisa ikut gitu? Mau ngajuin diri buat keluar? "
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...