47|Lembaran lama

109 39 5
                                    


Lukisan masa lalu itu tetap akan selalu jadi kenangan yang akan selalu ku ingat. Tentang kamu, waktu serta semua kisahnya.

🌵

Dasia mengepalkan tangannya erat-erat.

Teruntuk Putri Cantikku, Dasia.

Selamat ulang tahun Putri Ibu. Ibu sayang Dasia, sangat-sangat sayang. 15 tahun adalah tahun yang sangat indah untuk Ibu. Karena selama itu Cia Ibu selalu bertahan dengan menemani setiap waktu milik Ibu.

Cianya Ibu udah gede, dan seharusnya kamu sudah tahu tentang semua hal yang selama ini Ibu tutup rapat, dan yang selalu kamu tanyakan.

Ibu harap kamu jangan benci semua hal yang terjadi, karena semuanya takdir dan tugasmu hanya menerima semua kedaannya. Jika sulit, maka berangsurlah menerimanya.

Itu adalah tulisan di surat pertama yang tersusun rapi di dalam kotak. Jantung Dasia berdegup cepat. Dan semua hal itu tak lepas dari pandangan Jenio.

Jenio Mahendra

[Cia butuh Lo!]
1

5.33

Sebelumnya Ibu minta maaf, karena belum bisa ngejelasin semuanya ke kamu.

Tentang pernikahan antara Ibu dan Papa bermula dari tewasnya kekasih Ibu, Sakha. Yang pernah Ibu bilang ke kamu tentang danau itu.

Pernikahan Ibu dan Papa terjadi karena kekasih Ibu yang memintanya sebagai bentuk pertanggung jawaban atas peristiwa na'as yang menimpanya, dengan Papamu sebagai pelakunya.

Sedari awal sejak Ibu memutuskan untuk menerima lamaran Sakha, keluarga besar Ibu tidak pernah menyetujuinya. Dan akhirnya yang Ibu lakukan malah memilih Sakha yang juga meninggalkan Ibu.

Dan Ibu harap kamu tidak melakukan kesalahan yang sama besarnya dengan yang  Ibu lakukan di masa lalu.

Dasia terdiam, ia tak menyangka jika masa lalu Ibunya, jauh lebih suram.

Pernikahan Ibu dan Papamu pun juga tak pernah direstui orang tua Papa, karena asal usul Ibu yang menurut mereka tak jelas.

Dan setiap mengingat hal itu. Seharusnya kamu tidak pernah membenci Papa.

Seberapa besar rasa sabar yang harus ia ungkapkan, seberapa besar kasih sayang yang selalu ia luapkan untuk kamu dan Ibu.

Dan...

Kehadiranmu pun juga karena kecelakaan yang tak sengaja terjadi. Bahkan dulu Ibu sempat berpikir untuk membunuhmu sebagai janin yang tidak Ibu harapkan.

'Deg!'

Dasia menggigit bibirnya kuat-kuat.

Namun, yang Papamu lakukan malah menolak keras keinginan Ibu, ia memilih untuk memohon seperti orang bodoh demi mempertahankanmu sebagai buah hatinya.

Tapi.., yang Ibu lakukan tetap sama, setiap hari berusaha untuk melenyapkan kamu dan kembaranmu, Dafian.

Dan tulisan itu berhasil membuat air mata Dasia perlahan turun membasahi pipi.

"K--kembaran?" Dasia membungkam bibirnya.

Tanpa ia sadari sosok Jenio sudah menghilang, sejak kedatangan seseorang yang sedari tadi menahan diri agar tidak langsung mendekap tubuh rapuh yang ia rindukan itu.

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang