Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidup termasuk tentang pelajaran untuk mengikhlaskan dan menerima kenyataannya.🌵
"Selamat datang Sayang..," ucap Ranaka saat pintu terbuka. Ranaka juga merasakan apa yang Putrinya rasakan saat ini, yakni kehilangan.
Namun ia berusaha menyembunyikannya agar Dasia tak terus-menerus merasa berduka.
Karena sejatinya Hera tetaplah wanita yang pernah ia cintai atau mungkin.., sampai saat ini.
Dasia malah tertawa ringan melihat tingkah Naka, pria dingin yang berusaha terlihat hangat itu.
'Cup'
Dasia mengecup pipi kiri sang Ayah.
Ranaka cukup terkejut, pasalnya itu adalah kecupan pertama yang Putrinya berikan padanya."Makasih Pa..." ucap Dasia. Dasia menyaluti usaha Naka untuk membuatnya tak berlama-lama bersedih.
"--Makasih udah mau menjadi pengganti Ibu sebagai pelindungi Cia, Cia senang bisa ngerasain punya Papa yang nyata. Cia bahagia, dan Papa nggak usah khawatir," ucap Dasia.
Ranaka tersenyum haru.
"Pa?" Panggil Dasia saat Ranaka tengah menghubungi suruhannya tadi.
"Hmm?" Sahut Ranaka.
"E--Istri.., e-Tante Tya kenapa nggak keliatan dari tadi?" Tanya Dasia.
Karena jujur saja ia cukup penasaran dengan keberadaan Tya, yang notabenenya istri sah Ayahnya.
Ranaka diam. Ia tak menyangka Dasia akan menanyakan perihal Tya yang kedudukannya sebagai Ibu sambung Dasia.
"Dia di rumah sakit, " jawab Ranaka.
Baru saja akan kembali berbicara, suruhan Naka baru saja datang.
...
"Ma?"
"Iya?"
"Cia udah di rumah?"
Tya mengangguk sebagai jawaban.
"Dia harus tahu semuanya kan Ma?" Tanya Algar tanpa menoleh sedikitpun pada sang Ibu yang tengah menatap ke arahnya yang tengah fokus menatap gedung-gedung tinggi dihadapannya.
"Semakin kita menutupinya, Cia akan semakin kecewa sayang," ucap Tya.
Algar mengangguk setuju.
"Kadang bohong lebih baik daripada jujur tapi berat ya Ma?" Ucap Algar lagi.
"Tapi semakin kita memupuk kebohongan itu malah semakin besar rasa bersalah yang perlahan lahan akan kita tanggung," ucap Tya.
"Kalo boleh minta, aku nggak mau dipertemuin sama Mama dan Dasia," ucap Algar.
Tya membiarkan Putranya untuk berkeluh kesah, cukup selama ini ia egois dengan mementingkan dirinya sendiri.
"Karena aku nggak mau liat dua wanita yang kusayang sedih gara-gara pengecut yang nggak bisa apa-apa kayak aku," ucap Algar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...