Manusia memang begitu dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit marah, dikit-dikit nangis. Eh pas dapet, ucap syukur pun lupa. True?
🌵
'Byuuuurr...'
Tubuh Dasia lantas masuk ke dalam kolam ikan yang membuat kumpulan ikan-ikan tadi berlari menjauhinya.
Ziano yang panik lantas segera ikut menyusul. Upayanya hendak mendarat dengan tepat malah mengenai ujung pembatas kolam yang membeturkan kepalanya. Jelas saja itu membuat Dasia tertawa.
Kolamnya memang tak terlalu dalam. Dan Dasia tahu itu, tapi rasa basah yang merayap disekujur tubuhnya yang tak enak.
Tapi Dasia terhibur dengan aksi Ziano.
"Gue kira dalem," ucap Ziano sambil mengamati setengah bajunya yang sudah benar-benar terendam.
Sambil sesekali mengelus kepalanya yang terbentur.
"Lo juga sih hahah..., liat-liat dong baru atraksi. Kan nggak etis banget belum siap malah ngebentur ke pembatas," Dasia masih puas menertawai Ziano.
Dan Ziano tak merasa kecewa karena ikut menyebur, setidaknya hari ini ia berhasil membuat gadis itu tertawa.
"Senengnya di atas penderitaan orang lain," sindir Ziano. Berusaha ikut menyusul Dasia yang sudah berada di tepi kolam.
"Ngerasa banget Lo menderita?" Balas Dasia masih tertawa, melihat kening Ziano yang kini juga memerah.
Ziano lantas berdecak.
Dasia menyodorkan tangannya.
"Mumpung gue lagi baik nih?" Tawar Dasia hendak membantu Ziano.
Ziano segera meraihnya. Baru saja akan bangkit dari kolam, Dasia hendak melepas genggaman Ziano. Ziano sudah tahu, pasti ada saja ulah gadis ini.
Belum sempat Dasia hendak melepas genggamannya, dirinya hampir saja terpeleset kembali masuk.
Namun, tangan kekar Ziano segera menahan pinggangnya.Dasia yang malah menduga akan terperosot. Malah kaget saat pinggangnya berusaha Ziano tahan. Ziano segera menarik dirinya menjauhi kolam.
"Tahu kan akibatnya kalau niat buruk?" Ucap Ziano sebisa mungkin menormalkan detak jantungnya.
Dasia lantas menarik diri dari Ziano sambil mencebik kesal.
"Kan niatnya bercanda," alibi Dasia.
"Nyebur lagi baru tahu rasa!" Ujar Ziano.
Dasia lantas mendelit tak terima.Mendahului langkah Ziano untuk kembali ke apartemennya.
"Udah ditolongin nggak tahu terima kasih lagi," sindir Ziano lalu ikut mengikuti langkah Dasia.
Setidaknya hari ini akan Ziano ingat untuk kedepannya. Entah kapan, tapi Ziano yakin gadis angkuh itu miliknya.
"Gue nggak minta Lo tolongin," balas Dasia tak kalah sengit.
Tersenyum kecil, Ziano lantas menatap lucu punggung Dasia yang basah sambil sesekali mendengar decakan dari gadis itu.
Sebelum masuk ke dalam gedung apartemen, Ziano segera menahan pergelangan tangan gadis itu.
Lalu merapikan sedikit rambut basah itu.
"Diem di sini! Orang liatin Lo kayak orang gila," ucap Ziano tak mau dibantah.
Pasalnya tubuh Dasia yang tercebur tadi membuat ia benar-benar masuk ke dalam kolam yang membuat tubuhnya basah kuyup.
Dasia menurut. Tak mungkin juga dirinya yang biasanya bak model papan atas disangka orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...