Saatnya memilih entah itu untuk kecewa atau memendam rasa tanpa belas kasih yang selalu tertahan untuk kembali lagi pada ruang sepih.🌵
Ruang kelas Dasia mendadak sepih saat kedatangan Dasia ke dalam ruangan ini.
Dasia menatap heran teman-teman sekelasnya, padahal tidak ada yang aneh sama sekali.
"Cia?" Panggil Ana saat baru masuk ke dalam ruangan, lalu disusul Gina dan Syana yang juga ikut masuk. Lalu tanpa aba-aba. Syana lantas memeluk Dasia dengan erat.
Dan momen keempat remaja itu lantas disaksikan satu kelas tersebut.
"Kita ada buat Lo," tutur Gina pula.
Dan Dasia lantas segera melepas pelukan Ana."Apa-apaan sih kalian!" Ucap Dasia bingung sambil terkekeh.
Raut khawatir dari ketiga teman Dasia tak lantas membuat Dasia bingung.
"I'm oke," lanjut Dasia.
Syana lantas mendekat maju sambil menunjukan layar handphonenya.
'Deg!'
Suara tamparan menggema dalam layar handphone Syana.
"Satu Genthala tahu apa yang terjadi sama Lo kemaren. Kita ada sebagai temen curhat Lo Cia, kita temen dan kita saling dukung dalam keterpurukan. Kita bakal selalu ada buat Lo, kita bakal selalu support Lo!" ucap Syana yang terlihat sangat serius dan dewasa.
Kali ini Syana tengah menunjukkan sisi lain dari dirinya.
Dasia lantas merebut ponsel Syana.
"SIAPA YANG NGEVIDEOIN VIDEO GILA INI?! SIAPA?!" Teriak Dasia lantang.
Mereka lantas saling pandang dan ketiga sahabat Dasia juga ikut saling pandang.
Kenapa Dasia malah marah?Bukannya memang ini yang seharusnya dia butuhkan?
Support?
"AKUN SIAPA YANG NGIRIM VIDEO BASI INI?" ulang Dasia.
Salah seorang anak kelas Dasia menyahuti.
"I--ini akun Z- Ziano Cia," sahutnya.
Dasia lantas terdiam, lalu dengan tiba-tiba mendorong Syana agar dirinya bisa keluar dari kelas, dan beranjak menuju kelas Ziano.
Jelas saja hal tersebut mengundang banyak pasang mata yang ikut penasaran.
Banyak bisik-bisik yang mulai menyeruak tentang video malam itu.Ana, Gina, dan Syana lantas bergegas menyusul, takut Dasia melakukan hal nekat lainnya.
"Bentar ya gue ke kelas Cia bentar," Ziano yang baru saja sampai ke kelas langsung berpamitan dengan keempat temannya yang sudah duduk berkeliling sambil memainkan game.
Baru saja hendak keluar kelas, Dasia lantas datang sambil membanting pintu.
Brakkk
Yang berhasil membuat seisi kelas Ziano terkejut.
"Cia?" Panggil Ziano khawatir.
Dasia lantas menggeram kesal."Nggak usah sok perduli!" Bentaknya sambil menghalang tangan Ziano yang hendak menggenggam tangannya.
"Lo kenapa? Ada masalah apa?" Todong Ziano bingung.
Suara bisik-bisikan murid Genthala semakin banyak.
"Gue yang harusnya nanya sama Lo brengsek! Maksud Lo nyebarin video ini buat apa hah?!! Biar apa?! Apa untungnya?! Mau Lo apasih? Mau sok care sama gue? Biar apa? Biar semua orang kasian sama gue? Biar gue dianggap lemah? Iya?!" Bentak Dasia bertubi-tubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASIA | LENGKAP
Teen Fiction"Dari semua hal yang bisa Lo milikin. Lo milih untuk genggam masa lalu atau memperbaiki diri dengan masa depan? " Tanya Ziano. "Gue rasa pertanyaan itu tepat untuk diri Lo sendiri. Genggam masa lalu atau perbaiki masa depan? " ucap Dasia. Hendak b...