01|Dasia Nahera

665 184 29
                                    

Kasar, ditakuti, dan berkuasa tak menjamin seseorang itu baik-baik saja. Bisa jadi itu hanya pelampiasannya, untuk menutupi luka basah yang menganga.

🌵

Dasia Nahera Gunala, gadis pemberontak yang keras kepala. Mungkin begitu gambaran sifatnya. Gadis si pembuat masalah, mungkin itu yang mereka tahu tentangnya.

Teman? Ia tak perlu itu. Ia hanya ingin ketenangan, karena baginya tidak ada yang lebih baik selain diri sendiri.

Baginya teman hanyalah simbol kata yang pada ujungnya berisi dengan semua kepalsuan belaka.

Dan itulah yang selama ini ia mengerti, tak perlu semua hal yang nantinya malah membuatnya bersedih akan hal konyol tersebut.

Mungkin banyak orang yang penasaran akan dirinya. Tapi bukankah hidup bukan perihal soal dinilai ataupun menilai?

Satu hal yang selama ini selalu mengikat dirinya, kekosongan! Dasia mengerti kekosongan itu tak akan pernah hilang, karena ia kesepian.

Ucapan kasarnya tak menjamin dirinya benar-benar sekuat itu untuk mengikat dunia menjadi miliknya.

Faktanya semua manusia mempunyai kelemahan masing-masing, termasuk dirinya.

Dan dari komentar buruk orang padanya, ia sendiri malah sibuk dengan beban berat miliknya. Yang sulit untuk orang mengerti karena Dasia terlalu pintar menyembunyikan semuanya.

°°°

Keheningan menyapa saat Dasia memasuki area Kantin, walau mulai terdengar bisikan dari kanan kiri.

Seperti biasa, entah itu tengah berbisik mengenai penampilannya yang nampak berantakan, atau diam-diam mengumpat  kebiasaan buruk Dasia yang terkenal suka tertidur di kelas saat jam pelajaran, ataupun terkekeh mengejek dirinya yang tidak mempunyai teman.

Gadis dengan bibir tipis itu tidak perduli, selagi orang yang membicarakannya bukan berada di hadapannya, ia membebaskan siapapun berspekulasi hal apapun tentangnya.

Ia tak terganggu karena menurutnya selagi apa yang mereka bicarakan memang benar tentangnya, untuk apa membantah?

Baru saja hendak memasangkan airpods-nya.

'Prangg...'

Suara pecahan itu terdengar hingga membuat semua orang kompak menoleh ke arah meja miliknya. Gadis dengan bibir tipis itu ikut menoleh melihat seseorang dengan tangan bergemetar hendak melewatinya, tapi malah menjatuhkan pesanannya.

Seketika gadis dengan kuncir kuda itu menjadi objek penglihatan seluruh penghuni kantin.

"Maksud Lo apa?!" Bentak Dasia.

Dasia menggeram, ia tak suka ini.

Gadis itu terdiam, demi apapun dia tidak bermaksud sama sekali.

Ia ketakutan? Jelas! Siapa yang tidak takut jika gadis itu sudah semarah ini. Dasia itu tidak suka diusik, dan tidak suka mengusik. Ia tidak suka diganggu, dan tidak suka mengganggu.

Mungkin rata-rata semua orang akan bersikap demikiankan? Jadi bukan hal aneh lagi.

"S-sorry?" ucap gadis itu lirih, gugup setengah mati melihat amukan Dasia.

DASIA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang