✳️ 4 : Kekuatan dari Dewa - 5 ✳️

103 21 1
                                    

Sekutu Raja Iblis. Musuh para Guardian Shan.

Dua kalimat yang sukses membuatku tidak mampu berkata.

Tidak heran kenapa Ezekiel dan Darren begitu menyudutkan Ascella.

Tidak heran kenapa mereka begitu keras kepadanya.

Tidak heran pula jika Ascella punya niat di balik sikap manisnya padaku. Dia ingin aku di sisinya agar aku terjerat dalam perangkap.

Ezekiel dan Darren selama ini mencoba melindungiku darinya. Tapi, aku masih saja meragukan. Aku telah meragukan pelindungku sendiri yang mana membuatku merasa malu.

Semua ini telah direncanakan. Para pelindungku sudah berusaha membimbingku ke jalan yang semestinya. Tetapi lagi, aku masih saja ragu. Aku nyaris masuk ke dalam perangkap sekutu iblis.

Semua rahasia akan terungkap.

Namun, belum juga ditemukan titik terang.

Semakin jelas siapa musuh kami sesungguhnya.

Namun, semakin samar pula pola cerita masa lalu di Shan.

Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa bisa terjadi.

Bahkan jika semua telah terjawab, aku mungkin tidak akan mengerti.

Lantaran ada pola yang semakin ruwet atau bisa jadi semua telah tersusun rapi. Namun, bisa jadi itu kenyataan pahit yang belum siap kuterima.

Ascella mungkin memancingku ke perangkapnya atau justru mencoba melindungiku dari iblis. Namun, isi hati seseorang tiada yang tahu.

"Keturunan sekutu Raja Iblis." Aku ulangi ucapan sang barista. "Siapa?"

"Tidak ada yang tahu persis namanya selain gelar tadi," jawabnya. "Tapi, aku tahu anak itu adalah Ascella, yang nasabnya sekutu iblis. Bukan sekadar rumor karena kakaknya, Helia, sudah menjadi penyihir yang bekerja sama dengan iblis."

Teringat kembali beberapa hari yang lalu, waktu aku baru mengenal Ezekiel dan beberapa saat sebelum berjumpa dengan Ascella.

***

"Jujur, sih. Kalian telat banget sumpah." Ezekiel bersandar di sofa, kami masih berada di ruang tengah ketika dia bersantai. "Gue sudah diburu tahu. Sudah begini, banyak warga yang ikutan kena."

"Zibaq telah tiba di sini?" Aku melotot, hampir percaya. "Cepat sekali!"

"Jin memang bebas," ujarnya. "Ke mana saja cukup melayang, kalau butuh kekuatan baru, cari inang dan semua beres."

"Kamu tahu siapa yang Zibaq kendalikan saat ini?" tanyaku.

"Seorang wanita," ujar Ezekiel. "Itu kata Khidir kemarin."

"Khidir ada di sini?" Aku tidak menyangka dia juga bergerak cepat menuju kota ini. Meski aku tidak tahu persis jarak antara Arosia dan Ezilis.

Ezekiel mengiakan. "Dia yang bakal memantau Zibaq. Setahuku gue, inang barunya ini memang keturunan sesat. Sudah dari nenek moyang kerja sama dengan iblis."

Selama perjalananku, lawan yang dihadapi selalu berhubungan dengan Sihir Hitam, tak terkecuali iblis sendiri. Sementara kaum jin sama seperti kaum lainnya, ada yang baik dan jahat. Tapi, tidak mudah membedakan hingga kamu lihat sendiri buktinya. Salah satunya, keturunan sekutu iblis.

"Nenek moyang? Berarti keluarga ini ada sebelum Shan runtuh?" tanyaku lagi.

Ezekiel kemudian berbaring, matanya terpejam seakan mengingat sesuatu. "Lebih tepatnya aktif setelah Shan runtuh. Ketika kerajaan kita kalah, maka iblis bisa lebih leluasa bergerak. Salah satunya dengan mempererat hubungan dengan sekutu mereka hingga ke anak cucu mereka. Salah satunya yang bernama Helia Malre dan Ascella."

Guardians of Shan [3] : Niveous [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang