✳️ 1 : Guardian dan Gigantropy - 6 ✳️

201 32 6
                                    

"Gigantropy, ya?" Ezekiel mengulangi ucapan River. "Hm, gue sudah tahu."

"Benarkah?" River mengangkat sebelah alis. "Akhir-akhir ini, baru saja terjadi kebakaran besar disebabkan Gigantropy Api dan kulihat kamu tidak bertindak sama sekali."

Jangan-jangan di hari pertama aku di sini. Zibaq sepertinya tahu, makanya aku langsung dilempar tepat ketika Gigantropy Api tadi mengamuk dan ia jelas ingin membakarku jika kadalnya gagal. Saat itulah kadalnya datang dan memangsa Gill demi melindungiku.

Untungnya, Ezekiel lekas menyelamatkanku. Meski ... Aku sendiri tidak tahu nasib Gill sesungguhnya.

"Dia melindungiku," ujarku membela Ezekiel. "Pasti kelelahan setelahnya, wajar kalau tidak bisa melawan makhluk itu."

Maksudku, Ezekiel sudah pasti kelelahan seusai penyelamatan dan tidak mungkin langsung bisa melawan Gigantropy yang menurutku pasti berwujud besar sama seperti kekuatannya. Dia harus istirahat.

Kuamati River, tampak murung seakan tidak setuju. Sepertinya jawabanku terlalu membenarkan. Ketika kutatap Ezekiel, dia hanya membalas tatapanku dengan senyuman manis.

"Aku ingin dengar tanggapan dari yang ditanya," jawab River. Dia lalu menatap Ezekiel. "Apa pembelaanmu?"

Ezekiel mengeluarkan sekantong permen. "Mau?"

River maupun aku menolak. Dalam percakapan ini, kenapa dia bisa begitu santai?

River jelas tidak senang dengan reaksinua. "Kita membahas ancaman negeri ini dan juga melindungi Putri. Kamu malah dengan enteng menawarkan permen?"

Rupanya, kalimat itu sukses membuat Ezekiel tersinggung. Ia mengerutkan kening, lalu menatap dingin ke arah River, tersirat ancaman di balik tatapan itu. Tapi, dia tetap memakan permen tanpa membalas ucapannya.

Jantungku berdegup kencang, semoga tidak terjadi keributan setelahnya.

River membalas tatapan Ezekiel, nyaris sinis. "Sudahlah, siapa namamu? Sedari tadi kita mengobrol dan kamu belum memperkenalkan diri."

"Lo menyewa orang tapi enggak tahu namanya." Ezekiel membalas.

"Kamu punya banyak nama," ujar River. "Semua laporan menyebut nama yang berbeda."

River menyerahkan sebuah buku kecil, tertulis di halaman terbuka tiga buah nama, tapi dicoret begitu tebal hingga tidak terbaca. Tanda dia kesulitan menebak nama asli Ezekiel.

Ezekiel melirik catatan itu. "Ya, sudah, pilih yang lo suka."

"Sebaiknya kamu yang memilih panggilannya," balas River, dia lalu menatapku. "Siapa gadis ini? Dia simpananmu yang kesekian kalinya?"

Mohon maaf? Simpanan? Aku sangat tersinggung.

"Aku Thalia," jawabku. Aduh, haruskah aku menyebut nama asli?

Ketika aku menatap Ezekiel, dia juga sedang menatapku. Tidak ada reaksi melainkan dia yang terlihat hanyut dalam pikiran. Tampak tidak protes dengan tindakanku. Meski aku sendiri merasa bingung lagi bimbang harus menyamar sekarang.

River baru saja menyebutku simpanan Ezekiel? Keterlaluan.

Ezekiel pun menatap River dan menjawab, "Billy. Panggil saja begitu."

Kutebak semua Guardian tidak mungkin punya dua nama saja. Kenapa tidak pakai satu nama samaran saja? Eh, aku sendiri juga begitu. Punya beberapa nama tapi tidak tahu kapan harus dipakai kembali.

Muncul seorang pelayan membawakan makanan. Menyadari keteledoran, aku lantas berdiri.

"Mau ke mana?" Ezekiel bertanya.

Guardians of Shan [3] : Niveous [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang