Aku amati pemandangan sungai yang cukup jernih di sebelah kiri. Kami duduk dekat jendela, langsung menampilkan pemandangan sungai. Ditambah dengan beberapa orang yang ikut mengamati entah apa dicari.
Kubiarkan Ezekiel sibuk mengobrol dengan beberapa orang yang jaraknya sekitar tiga meja dariku. Pelindungku ini begitu antusias menceritakan sesuatu dilihat dari gerakan tangan dan barangkali dia melotot saking semangatnya bercerita. Para penonton pun tampak tertarik dengan kisahnya. Bahkan kulihat ada yang ternganga.
Aku pun memasang telinga daripada bosan menunggu makanan. Sepertinya obrolan mereka tampak menarik.
"Biasanya kalau menangkap monster berapa kali sekali?" tanya seseorang.
"Enggak setiap hari, lah," jawab Ezekiel. "Kadang beberapa minggu sekali. Tergantung segawat apa situasi."
"Berapa bayar buat nyewa lo?" tanya seseorang lagi.
Ah, sepertinya begitu cara orang Arosia bicara. Jadi, tidak lagi aneh kalau Ezekiel bicara seperti itu. Bagaimana dengan abangnya? Mungkin nanti setelah kami sedikit lebih dekat.
"Seikhlasnya, yang penting banyak."
Jawaban Ezekiel disambut dengan decak kagum para penonton. Kukira mereka akan menertawakan karena dari nada bicara dia terdengar ingin melawak.
"Apa syarat jadi Pemburu Sihir? Mereka ngapain aja?"
"Pemburu Sihir mah terserah lo mau apa enggak, asal jangan mati konyol," jawab Ezekiel dengan nada sedikit serius. "Kadangkala kami juga mengoleksi benda sihir buat pajangan."
Aku melihat salah satu dari mereka hendak bicara, tapi dipotong oleh orang di sebelahnya.
"Bung, buatkan aku patung dari es!"
"Patung apa?" balas Ezekiel.
"Patung diriku!" Pemuda itu menunjuk diri dengan bangga.
Ezekiel tersenyum. Hanya dengan mengayunkan jemari, terbentuk sebuah patung dari es persis bentuknya seperti pemuda itu. Semua mata tertuju pada benda itu.
"Gue juga bisa bikin dia bergerak!" Ezekiel menyentuh pelan bagian kepala patung ciptaannya.
Patung yang tadi berdiri tegak dengan diam langsung menggerakkan tangan dan kaki hingga akhirnya duduk diam di meja.
"Wah ...!"
Tentu saja mereka heboh melihat kehebatan benda ini. Untungnya Ezekiel tidak dibakar seperti beberapa penyihir malang di zaman ini. Itu untuk bagian jauh di dunia sana.
"Kekuatan yang luar biasa!"
"Benar-benar eksotis!"
"Makhkuk langka, pasti penyihir sakti!"
"Dari mana dapat kekuatan, sih?"
Ezekiel tersenyum, jelas puas dengan pujian yang diterima. "Kekuatan ini berasal dari leluhur."
Seorang pelayan meletakkan pesanan kami. Aku lantas berterima kasih dan mencoba mendekati Ezekiel.
Di antara kerumunan yang mendesak membuatku sedikit sesak. Namun, aku berhasil memanjangkan tangan untuk meraih Ezekiel.
Aku berhasil mendekat dan mencolek Ezekiel, tentu membutuhkan keberanian apalagi jika ditatap seperti itu. Sebagian memang tampak biasa saja bahkan bingung, tapi aku yakin ada yang risi melihat ini.
"Billy," panggilku. "Tuh, makan."
"Oke." Ezekiel tersenyum lagi ke arah penontonya. "Gue makan dulu, ya. Nanti bakal gue jelasin gimana cara menyewa gue buat menangkap sihir jahat di rumah kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardians of Shan [3] : Niveous [✓]
Fantasy| Guardian of Shan Season 3 | Akibat Zibaq, Kyara terlempar ke negeri asing dan nyaris ditelan kadal raksasa untuk sekian kalinya. Beruntung ada Guardian yang menyelamatkan, meski dia tidak kalah anehnya. Kyara pun hidup bersamanya di bawah nama sam...