"Istana Zarqan." Aku ucapkan kembali nama tempat ini. "Jadi ini tempat kalian rapat?"
"Tidak juga, tempat ini lebih sering digunakan sebagai tongkrongan," jawab Zach. "Aku adalah jin yang bertugas mengatur rumah ini. Tempat khusus bagi kita untuk bernaung."
"Maksudmu, kita aman di sini?"
"Selama lawan kita bukan sesama jin. Sayangnya lawan kita sekarang adalah Zibaq."
"Kamu tahu dari mana?" heranku.
"Hansel-atau sekarang bernama Ezekiel-memberitahuku segalanya," jawab Zach. "Aku mendengar semua ketika tersegel. Setelah mendengar suara benda-benda bergesekan, akhirnya terdengar suara yang bisa dipahami."
Aku mengiakan tanda mendengar. "Kenapa kamu bisa tersegel?"
"Zibaq yang dulu membuatku tersegel," jawab Zach.
Tersegel? Bukannya 'disegel'? Atau justru memang itu bukan perbuatan Zibaq langsung?
"Dia tidak menyegelmu langsung?" Aku bertanya untuk memastikan.
"Sesama jin, apalagi yang sederajat tidak bisa saling menyegel," jawab Zach. "Hiwaga yang melakukan ini."
Astaga.
"Ironisnya, sekarang putrinya yang memihak kita," tambah Zach.
Aku langsung teringat. "Di mana Mariam?"
"Sedang bertugas," ujar Zach.
"Tugas ..."
"Tuan Putri sebaiknya beristirahat."
Ucapanku tadi dipotong oleh suara seorang gadis yang tidak kusangka kedatangannya.
Aku berpaling, menatap sumber suara. "Zahra?"
Dia kini berdiri dalam istana awan ini dengan tatapan lesa. "Aku telah membawa rakyat Aibarab ke tempat yang aman, sesuai arahan Abi. Sekarang, dia justru menyuruhku mampir ke sini menjenguk kalian."
"Ke mana yang lain?" tanyaku, cemas.
"Sebaiknya engkau tidak perlu memikirkannya. Sepertinya hanya sampai sini pertemuan kita." Zahra lalu tersenyum tipis. "Semoga kita bertemu di lain waktu."
Dia berpaling dan menjauh.
"Zahra? Zahra!" Aku panggil malah tidak digubris.
Bayangannya perlahan lenyap dari pandangan. Menyisakan tanda tanya besar padaku. Ke mana dia?
Kalau aku perhatikan, Zahra bahkan lebih rendah dari Zach. Apakah semua jin memang lebih rendah dari rata-rata orang di negeriku? Bahkan wujud asli Zibaq saat melepaskan raga saja tampak rendah. Apa semua jin seperti itu? Tapi, kenapa Ratu Jin Yamlica sangat tinggi?
Tanpa berbasa-basi, aku langsung menatap mata kelabu Zach dan bertanya. "Kenapa hampir semua jin yang kulihat tampak, maaf, lebih rendah dari tinggi rata-rata orang di sekitar sini?"
Zach tidak menunjukkan ekspresi yang berarti. Dia hanya membalas tatapan mataku dan tetap diam seakan sedang memikirkan jawaban yang tepat.
"Jin pada dasarnya memiliki wujud tergantung dari seberapa kuat mereka," terang Zach. "Untuk tingkat menengah ke atas bagi para jin akan memiliki wujud setinggi aku atau bahkan lebih rendah."
"Apa kekuatan memengaruhi tinggi badan?" tanyaku.
"Ya," jawab Zach. "Itulah mengapa para Dewa selalu lebih tinggi dari kita semua."
Aku belum pernah melihat Dewa. Menjumpai langsung juga tidak. Tapi, aku teringat dengan sesuatu. Sosok yang pernah kulihat dalam istana waktu masih dibesarkan di Aibarab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardians of Shan [3] : Niveous [✓]
Fantasy| Guardian of Shan Season 3 | Akibat Zibaq, Kyara terlempar ke negeri asing dan nyaris ditelan kadal raksasa untuk sekian kalinya. Beruntung ada Guardian yang menyelamatkan, meski dia tidak kalah anehnya. Kyara pun hidup bersamanya di bawah nama sam...