✳️ 1 : Guardian dan Gigantropy - 3 ✳️

191 42 10
                                    

"Astaga, lo beneran lupa kaya kata Khidir," komentar Ezekiel kala dengar aku terkejut.

"Khidir?" Terdengar aneh kalau dia tahu, tapi mengingat Mariam lantas membuatku pikir ini sedikit masuk akal. "Kalian sudah berapa lama berkomplot?"

Ezekiel langsung duduk di sofa. "Berkomplot? Kesannya rada anu."

Aku benar-benar bingung. "Maksudku, sejak kapan kalian saling kenal setelah bereinkarnasi? Tahu dari mana? Jangan bilang semua Guardian sudah saling bagi surat secara rahasia."

Ezekiel tersenyum, ia menepuk pelan sofa di sampingnya. "Duduk dulu."

Aku pun duduk di sisinya.

Aku tahu dia menatapku, tapi aku entah kenapa tidak membalas. Barangkali, sudah biasa bagiku malu terhadap lawan jenis. Kemarin Nemesis, sekarang Ezekiel. Ah, kuharap aku tidak berdebar lagi setelah melihat lelaki.

Aku tahu kenapa aku gugup. Tidak sengaja aku duduk terlalu dekat dengannya, tepat di bawah tangan kanannya yang seakan merangkul aku.

"Sudah lama kami bertukar kisah," kata Ezekiel. "Bahkan gue juga pernah kirim pesan ke Guardian di Danbia sana. Yah, kami cuma tinggal berkumpul di hari H saja."

Aku tercengang. Meski harusnya sudah menebak lantaran mereka sudah pasti menyusun rencana lebih matang dari dugaan.

Mereka lebih cerdas dariku dan aku tahu itu.

Harusnya aku sudah menebak.

Bahkan ketika hari itu tiba, aku semestinya tahu.

Tapi, ketika kami dipertemukan lagi ...

"Artinya kalian sudah saling tahu siapa dengan siapa?" tanyaku.

Ezekiel mengiakan. "Sebagian, tapi sebagian lagi mungkin butuh diingetin."

"Lalu, Charlie dan Safir tadi?" tanyaku. "Apa maksudmu dengan budak?"

Ezekiel lantas mengganti posisi duduk, jadi semakin jauh dariku beberapa senti. "Dulu lo beli mereka, yang pertama itu Katrina yang lo panggil Charlie itu, baru setahun kemudian kita dikasih budak sama kerajaan sebelah, namanya Sibil yang jadi Safir sekarang."

Tunggu, berapa umur Charlie sesungguhnya?

"Mereka ikut bereinkarnasi? Kenapa?" tanyaku.

"Kenapa tidak?"

Balasan teraneh tapi paling masuk akal di saat yang sama.

Kenapa tidak?

Jika mereka tidak mau, harusnya tidak terikat sejak awal. Tapi, sekarang aku mengerti. Tidak heran mereka mau disuruh apa saja.

Tak heran Charlie dan Safir tunduk pada para Guardian. Ternyata mereka masih ingat tugasnya di Shan.

Tapi, kenapa tidak satu pun mau membahas?

Kenapa tidak ada yang bercerita?

Kenapa mereka diam saja?

Atau aku yang mengabaikan beberapa kejadian?

Duh, harusnya aku tahu!

"Ngomong-ngomong, kalo mau jalan-jalan, kita bisa ke taman sambil menonton senja. Mau?"

Tawaran sederhana dan cukup menarik.

"Boleh," balasku, akhirnya memberanikan diri menatapnya.

Ezekiel tersenyum. Ia berdiri kemudian melangkah ke sebuah ruangan, menutup pintunya, membiarkanku diam di sini dengan benak penuh tanda tanya.

Guardians of Shan [3] : Niveous [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang