'Hanya Oma'

944 52 0
                                        

Hi 👋🏼

Don't forget to vote guys 😊

Pastikan untuk vote semua chapter yang kalian baca

Notif vote dari kalian mood booster banget buat aku hehe

Share supaya banyak yang baca,oke 👍🏼

Maaf kalo ngebosenin 😔

Alur ga terkontrol aku ga buat catetan untuk menentukan jalan cerita seperti penulis yang lainnya

Rencana ke panti aja ide yang tiba tiba muncul waktu nulis chapter 'Kesepakatan'

Semoga kalian tetep suka ya baca sampe end 🤗

°°°°°
°°°°
°°°
°°
Happy Reading

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Usai makan bersama seluruh anak serta pengurus panti kembali pada kegiatannya masing masing,sedangkan para pria bersiap ke masjid untuk menunaikan kewajibannya dihari jumat ini.

Melihat Annara terlelap dipangkuan Raina,akhirnya Sinta mengajak Raina dan Lina untuk beristirahat disebuah kamar agar tidur Annara lebih nyaman.

"Ini kamar yang kita siapkan untuk tamu yang mau nginap,"ujar Sinta seraya memasuki sebuah ruangan.

"Semuanya ada berapa anak bu yang tinggal disini?"tanya Raina karena ia melihat begitu banyak anak yang makan bersamanya tadi.

"Sekitar dua ratus enam puluh,"jawab Sinta.

"Banyak juga ya bu,"ujar Raina seraya menidurkan Annara disebuah ranjang yang ada disana.

"Ya sudah ibu kedepan lagi ya kamu istirahat disini anggap rumah sendiri,"sambung Sinta diangguki Raina seraya tersenyum.

"Suster tidur aja,"ujar Raina pada Lina yang sedari tadi duduk disamping Annara.

"Ibu ga tidur?"tanya Lina.

"Saya ga biasa tidur siang,"jawab Raina yang sebenarnya merasa tak enak dipanggil seperti itu oleh Lina.

Lina merebahkan dirinya disamping Annara,setelah kepergian Sinta dari ruangan itu Raina mengambil handphonenya lalu menempati sofa yang ada disana.

Sementara dimasjid yang masih berada dilingkungan panti,tengah ada khutbah jumat.

"Kekafiran akan membawa kita pada kekufuran,demikian khutbah jumat hari ini saya sampaikan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"suara penutup khutbah nyaring berasal dari masjid.

Perlahan orang orang keluar dari masjid,seperti biasa Agra mengobrol terlebih dahulu dengan Agus-suami Sinta yang telah mengisi khutbah jumat hari ini sekaligus imam.

Bersama Danis yang setia bersama Agra,jika lelaki itu berkunjung kesini sudah dipastikan Danis selalu berada disisinya.

"Nis,kamu duluan aja ada yang mau kakak obrolin berdua sama Ayah,"ujar Agra sedikit berbisik pada Danis.

Ayah yang dimaksud oleh Agra ini adalah Agus,disini Sinta dan Agus sudah dianggap seperti orangtua kandung oleh anak anak panti termasuk Agra.

Mereka memanggil pasangan suami istri itu dengan panggilan ibu dan ayah,sedari dulu Agra selalu curhat dan meminta solusi pada Agus,ia telah menganggap Agus sebagai ayah kedua setelah Eko karena sebenarnya Agra tidak terlalu dekat dengan papanya itu.

AGRAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang