'Undangan'

850 44 0
                                        

Hi 👋🏼

Don't forget to vote guys 😊

Pastikan untuk vote semua chapter yang kalian baca

Notif vote dari kalian mood booster banget buat aku loh

Share supaya banyak yang baca,oke 👍🏼

°°°°°
°°°°
°°°
°°
Happy Reading

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Usai melaksanakan ibadah dzuhurnya berjamaah di mushola kantor,Agra kembali ke ruangannya tiba tiba ia teringat janjinya dengan clientnya kemarin sore yang mengundangnya malam ini.

Mengingat niat dirinya yang akan mengikutsertakan Raina kedalam undangan itu tetapi sampai saat ini ia belum memberitahu calon istrinya mengenai hal ini, Agra berpikir untuk menghubungi Raina memberitahu sekaligus mengajaknya ikut nanti malam.

Sebelum mendial nomor itu Agra memutuskan untuk mengirim pesan terlebih dahulu mengingat kegiatan gadis itu hari ini,walaupun sudah pasti selesai atau mungkin tengah mengurus sesuatu yang ia tak tahu.

Raina

Gimana interviewnya?

Lumayan

Doa in semoga aku keterima ya

Iya

Tumben ga langsung nelfon?

Udah pulang?

Belum

Melihat balasan Raina seperti itu membuat Agra penasaran,ia pun langsung menghubungi gadis itu melalui vidio call agar bisa melihat langsung tengah dimana calon istrinya itu saat ini.

"Sama siapa disitu?"ujar Agra tepat setelah panggilan tersambung layarnya menampilkan Raina yang ia pastikan tengah ada dicafe.

"Sendiri,"jawab Raina singkat dengan santainya ia memasang airpod disalah satu telinganya.

"Coba balik kamera nya,"

"Tuh banyak orang,"ujar Raina setelah membalikkan kameranya menjadi kamera belakang seraya mengedarkan kameranya menangkap setiap sudut cafe yang ia singgahi saat ini.

"Malem ini ikut aku ya,"

"Kemana?"ujar Raina telah mengembalikan kameranya menjadi kamera depan lagi sehingga Agra bisa melihatnya lagi.

"Kemarin client aku ngundang makan malam dirumahnya mau ngenalin aku ke anaknya."

"Terus?"ujar Raina seraya menyandarkan handphone disebuah vas bunga kecil yang ada dimejanya sehingga Agra bisa melihatnya dengan jelas.

"Kamu ga cemburu?"

"Ngapain aku cemburu? Anaknya cowo kan?"ujar Raina ia tahu apa yang dimaksud Agra.

"Cewe,"

"Ooh,"

"Kok cuman oh?"

"Ya terus harus ih juga?"ujar Raina seraya terkekeh.

"Tau ah nyebelin,"ujar Agra memasang ekspresi kesalnya.

"Cie mau di cemburuin nih ye,"ujar Raina dengan ekspresi jahilnya.

"Ngga,"sahut Agra dengan cepat.

"Hmmm,"ujar Raina seraya mengulum bibirnya dengan tatapan jahilnya.

"Ikut ya,"

AGRAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang