'Special Nickname'

846 45 0
                                    

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Setelah perdebatan kecilnya dengan sang mama tadi akhirnya Raina mengalah dan ikut pulang bersama Agra,saat ini pun ia masih kesal dengan lelaki disampingnya sejak mobil yang mereka tumpangi keluar dari restoran hingga saat ini telah sampai didepan komplek perumahan Nusa Indah suasana hening masih melanda mereka berdua.

Hanya suara radio saja yang mengurangi keheningan ini selama perjalanan,mereka hanya berdua karena Annara tak bersamanya mungkin kalau bayi itu ada disini tidak akan terlalu hening seperti saat ini.

"Nanti saya masuk atau diluar aja?"ujar Agra memecah keheningan.

Raina pun yang sedari tadi sibuk dengam handphone ditangannya menoleh pada Agra tanpa mengatakan apapun.

"Maksudnya saya nganterin sampe depan gerbang atau depan rumah? kamu kan lagi bete ya?"ujar Agra melirik sekilas Raina dan kembali fokus ke arah jalanan.

"Iya bete juga karena pak Agra,"ujar Raina.

"Karena saya?"

"Iya SAYA!"ujar Raina penuh penekanan membuat Agra teringat permintaan Raina yang ingin dirinya tak terlalu formal saat berdua.

Agra pun menepikan mobilnya dipinggir jalan yang beberapa ratus meter lagi sampai ke rumah keluarga Raina.

"Oke aku juga ga mau dipanggil pak Agra sama kamu,"ujar Agra setelah mematikan mesin mobilnya.

"Terus maunya apa?"

"Ya terserah asal jangan itu karena saya bukan bapak kamu,"

"Sebenarnya saya bukan bete karena itu si pak,"

"Gatau ga denger,"ujar Agra menutup kedua telinganya seraya memejamkan mata.

"Iih tau ah nyebelin!"kesal Raina mengalihkan pandangannya dari Agra.

"Nyebelin juga kamu suka kan?"

"PEDE nya keluar,"ujar Raina memutar bola matanya malas.

"Biarin emang gitu kok kenyataannya kamu nerima lamaran saya kan?"ujar Agra.

"Maksudnya aku,"lanjutnya setelah mendapat tatapan tajam dari Raina.

"Tadi kasian aja,"

"Kasian?"tanya Agra diangguki dengan semangat oleh Raina.

"Tadi kan banyak orang jadi ya kasian aja kalo ga nerima pak Agra malu nanti,"

"Saya ga percaya,"

"Eh ga boleh protes kamu sendiri masih manggil saya dengan sebutan PAK Agra tadi,"sela Agra menekankan kata 'pak' disana saat Raina akan membuka mulutnya.

"Oke IBU Raina,"lanjutnya seraya tersenyum.

"Ih aku ga se tua itu ya,"ujar Raina tak terima dengan panggilan Agra pada dirinya.

AGRAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang