'Saputangan'

3.2K 166 0
                                    

Hallo readers 👋🏼

Udah vote chapter sebelumnya?

Kalau belum vote dulu yuk ⭐⭐

Apa pendapat kalian tentang chapter Seminar ?

Jawab dikolom komentar paragraf ini ya 💬

Happy Reading 😊

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan cepat,untungnya orang yang dicari belum terlalu jauh dari area seminar.

Raina menghampiri dua orang yang ia yakini salah satu dari mereka adalah pemilik saputangan itu.

"Permisi pak mohon maaf mengganggu waktunya sebentar nama saya Raina,tadi saya menemukan ini sepertinya milik pak Agra,"ujar Raina menyodorkan saputangan dengan bordir bertuliskan Agra

"Terimakasih,"ujar Agra mengambilnya dari Raina tanpa senyum sedikitpun lalu ia melangkahkan kaki nya menjauh dari sana

Raina mengangguk sambil tersenyum,orang yang bersama Agra tadi masih disana
"Perkenalkan saya Raka sekertaris Pak Agra saya minta maaf atas sikap Pak Agra barusan,dia orangnya emang gitu sekali lagi maaf ya mba Raina."

"Oh iya gapapa Pak."

"Kalau begitu saya permisi mba."

"Iya Pak."

Tiba tiba Raina dikejutkan oleh dua orang sahabatnya

"Hey,"ujar Thalia dan Sabrina mengagetkan Raina dari belakang

"Kalian nih kebiasaan ngagetin aku mulu,"
Thalia dan Sabrina tersenyum tanpa merasa bersalah

"Dapet tawaran kerja lagi?"tanya Thalia
Baru aja Raina akan membuka mulutnya tiba tiba Sabrina memotongnya

"Enak ya jadi Raina belum juga lulus udah banyak yang nawarin kerja,"ujar Sabrina

"Ngga yang tadi tuh bukan nawarin kerja."

"Terus apa ngajak kerja sama itu sama aja nawarin kerja Rain,"ujar Thalia

"Dengerin dulu makanya yang tadi tuh pemilik saputangan yang aku temuin diruang seminar."

"Untung orang yang bener kalau salah orang gimana?"tanya Sabrina

"Tadi aku inget orang yang nyelipin saputangan disaku jasnya tuh siapa jadi aku yakin ga mungkin salah orang,aku cari terus sampe ketemu untung orangnya belum jauh jadi aku samperin deh terus kasih saputangannya,tapi..."

"Tapi kenapa Rain?"ujar Thalia

"Orangnya dingin banget untuk senyum aja kayanya ga bisa deh."

"Cakep ga?"tanya Thalia

"Cakep sih biasalah penampilannya kaya CEO gitu."

Karena saat seminar tadi Agra tidak memperkenalkan diri sebagai CEO melainkan sebagai penerus perusahaan orangtuanya,memang sih perusahaan yang ia bangun masih berkaitan dengan perusahaan orangtuanya tetapi terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari segi pengelolaan seperti pada perusahaan orangtuanya bahan baku bangunan sedangkan pada perusahaan Agra lebih ke desain bangunan.

"Ya gapapa kalo cakep."

"Dih apa urusannya cakep sama sikap dinginnya."

"Ya ada dong Rain nih ya kalo orang jelek terus sikapnya dingin tuh ga pantes nah kalo orang cakep terus sikapnya dingin tuh ga masalah,"jelas Thalia dengan panjang lebar namun hanya dijawab dengan sipitan mata oleh Raina dan Sabrina

"Udahlah kalian ga bakal ngerti ke cafe yu,"ajak Thalia

"Kalian duluan aja aku mau kumpulan BEM bentar."

"Oke nanti nyusul aja ditempat biasa,"ujar Sabrina

Setelah kumpulan Raina menyusul teman temannya ke cafe tetapi Thalia dan Sabrina sudah tidak ada disana,Raina menelfon Sabrina untuk menanyakan lokasi mereka saat ini

"Hallo rin ini aku udah sampe cafe biasa kalian dimana?"tanya Raina

"Oh iya Rain maaf yah kita lupa hari ini ada jadwal bimbingan jadi kita pulang duluan,"jawab Sabrina

"Ya udah gapapa rin."

Raina memutuskan untuk pulang ke rumah saja tetapi sebelum itu ia akan membeli ice coffe kesukaannya di cafe ini

Saat berjalan ke tempat pemesanan Raina bertemu dengan orang pemilik saputangan tadi sendiri tanpa sekertarisnya dengan ramahnya Raina menyapa

"Selamat sore Pak Agra."

"Sore."jawab Agra dengan muka datarnya

Raina mundur satu langkah dari tempat ia berdiri dengan maksud mempersilahkan kepada Agra untuk memesan terlebih dahulu tetapi

"Kamu duluan aja,"ujar Agra yang tau maksud gadis itu

Raina pun menggangguk seraya tersenyum pada Agra sebagai rasa hormatnya

"Ice coffe latte float 1 ukuran large,"ujar Raina pada barista disana

"Atas nama siapa mba?"tanya barista

"Rain."

"Totalnya 56.000."

Ketika Raina hendak mengeluarkan kartu untuk membayarnya tiba tiba

"Total sama pesanan saya nanti mba,"ujar Agra menghentikan aktivitas Raina

"Ga usah Pak biar saya bayar sendiri."

"Anggap sebagai ucapan terimakasih saya karena kamu nemuin saputangan saya tadi,"Agra menyodorkan kartu nya pada barista itu setelah ia memesan coffe panas kesukaannya

"Silahkan menunggu disana,"ujar barista itu pada Agra dan juga Raina

Raina berjalan lebih dulu dari Agra tanpa ia sadari ternyata lelaki itu mengikuti arah jalannya kemudian mereka duduk dalam satu meja yang hanya ada dua kursi disana

Untuk memecahkan kecanggungan mereka selama menunggu pesanannya jadi Raina buka suara

"Sendirian aja Pak sekertaris yang tadi kemana?"tanya Raina yang tiba tiba seperti orang yang sudah akrab

Agra tak memindahkan pandangannya sedikitpun dari gadgetnya,kemudian Raina tersadar atas ucapannya barusan

"Maaf Pak."ujar Raina

"Ini bukan jam kerja,"jawab Agra dengan nada dinginnya

AGRAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang