'Rumah Oma'

886 48 4
                                        

Hi 👋🏼

Don't forget to vote guys 😊

Pastikan untuk vote semua chapter yang kalian baca

Notif vote dari kalian mood booster banget buat aku hehe

Share supaya banyak yang baca,oke 👍🏼

Untuk yang mau tau spoiler part selanjutnya silakan follow tiktok aku @tiwwi00

°°°°°
°°°°
°°°
°°
Happy Reading

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Tak lama setelah adzan subuh berkumandang,Agra menepikan mobilnya disebuah masjid setelah membantu Oma pindah ke kursi roda lalu membangunkan Raina dengan menghubunginya lewat telfon karena yang ia tahu kebanyakan orang akan terbangun jika mendengar suara dering telfon.

Tetapi sudah beberapa menit tidak ada dering handphone yang ia dengar akhirnya Agra pun memutuskan untuk menepuk nepuk tangan Raina agar terbangun.

"Oma duluan aja,"ujar Agra pada Oma juga Lina yang telah siap pergi masjid.

"Ayo sus,"ujar Oma diangguki oleh Lina.

Mereka pun pergi ke masjid terlebih dahulu meninggalkan Agra yang masih membangunkan Raina.

"Hey bangun subuh dulu,"ujar Agra dengan tangan yang masih menepuk nepuk.

"eeuh,"gumam Raina yang mulai terganggu tidurnya.

"Udah nyampe?"tanyanya dengan suara khas bangun tidur.

"Belum,"jawab Agra seraya bersiap keluar dari mobil.

Setelah membuka matanya dan melihat didepannya ini adalah sebuah masjid,Raina menoleh ke belakang yang ternyata disana hanya ada Annara yang masih terlelap ditempatnya.

"Oma kemana?"

"Ke masjid,"

"Oh iya mau siapa dulu?"tanya Agra teringat diantara mereka berdua harus ada yang menemani Annara disini.

"Pak Agra dulu aja saya lagi ngumpulin nyawa,"jawab Raina seraya mencepol rambutnya dengan jepit yang baru ia ambil dari tas dipangkuannya.

"Belum kumpul semua?"

"Belum,"

"Masih pada dimana nanti saya jemput,"ujar Agra sontak mendapat pukulan dari Raina.

"Ish nyebelin banget si udah sana pergi keburu pagi,"

"Jangan berisik Annara lagi tidur,"ujar Agra pelan seraya menempelkan telunjuk dibibirnya.

Tepat setelah lelaki itu menjauh dari sana,Raina keluar dan pindah ke kursi belakang menatap wajah tenang Annara yang tengah terlelap.

"Nyenyak banget si tidurnya,"ujar Raina masih dengan mata menuju Annara.

"Euh,"gumam Annara yang seperti mulai terbangun dengan merentangkan satu tangan mungilnya.

Melihat Annara seperti itu Raina memutuskan untuk mengangkat balita itu dari tempatnya.

"Bangun yu udah pagi kalo Annara bangun tante bisa duduk disini nanti,"ujar Raina setelah Annara berada dipangkuannya.

"Ayo bangun,"lanjutnya kali ini seraya mengusap lembut pipi gembul Annara.

"Heuh euuh,"rengek Annara mulai terganggu tidurnya.

AGRAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang