Satu-satunya teman yang dimiliki Jieun di kampus setelah Nara lulus adalah Choi Sara, dia teman sekelasnya sejak SMA. Mereka sempat tak berhubungan hingga Jieun kembali dari Jerman dan mengetahui ternyata Sara satu kampus dengannya. Jieun juga bertemu Sara kembali saat semester akhir ini, di tahun terakhir perkuliahannya.
Sara masih adik tingkatnya, gadis itu mengundang Jieun untuk ke kedai ayam yang tepat ada di depan kampus. Teman-teman Sara sedang mengadakan acara kenaikan tingkat. Dan disinilah ia sekarang duduk berhadapan dengan banyak senior dari jurusan Sara.
Dari awal Jieun tak nyaman duduk di sana. Para senior-senior dari fakultas Sara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pribadi sejak Jieun baru bergabung tadi hingga sekarang. Ingin rasanya Jieun pergi tapi ia memikirkan sahabatnya yang terlihat bahagia karena ia datang. Entahlah, Jieun selalu tak nyaman berada di lingkungan baru dengan orang-orang yang tak cocok dengannya. Mereka adalah fakultas hukum, pertemuan dihadiri sekitar dua puluh ornag dan kebanyakan adalah seorang pria. Meski kembali bertemu, Jieun tak tahu bahwa Sara berteman dengan banyak pria, setaunya Sara adalah gadis yang cukup pendiam, karena itu mereka dekat saat sekolah menengah dulu.
Jieun berusaha menghindari tawaran minum dari semua orang, ia akhirnya berpamitan ke toilet karena tak nyaman dengan bahasan mereka. Kebanyakan dari para senior mengomentari penampilan dari adik tingkat fakultas lain. Penampilan dan bentuk tubuh, Jieun sudah merasa itu sedikit bisa di golongkan pelecehan.
"Sunbae tetap tak mau memberiku uang, aku sudah berhasil membawa Jieun kemari!!"
Awalnya Jieun ingin kembali d
mengambil tasnya yang tertinggal sebelum ia ke toilet saat ia mendengar dengan jelas suara Sara. Apa yang temannya itu bicarakan?"Kau bertingkah seolah membawa Jieun untuk tidur denganku."
Jieun melihat pria yang menjawab Sara, pria itu tadi duduk dihadapannya, salah satu yang memberikan pertanyaan-pertanyaan pribadi yang membuat Jieun tak nyaman.
"Sunbae menginginkannya? Apakah aku harus membawa Jieun ke Hotel? Aku bisa melakukannya seperti yang kubilang Jieun akan menuruti semua yang aku minta padanya. Dia tak punya satupun teman selain aku."
Jieun mendengus, ia tak percaya kata-kata seperti itu bisa keluar dari bibir Sara, gadis yang telah ia percaya bertahun-tahun. Meski hal seperti ia dimanfaatkan seperti ini sering terjadi dalam kehidupannya, ia tak tahu kali ini yang melakukannya sahabatnya sendiri.
"Kau bilang punya banyak popularitas setelah bergaul dengan Jieun. Tapi dia terlihat seperti kutu buku tak sama denganmu."
"Tentu saja kami berbeda, " Sara mengatakan dengan senyum lebar, Jieun sangat membenci gadis itu sekarang, "semua orang berteman dengannya hanya karena otak pintarnya sekarang. Dulu semua orang mengelu-elukan Bang Jieun karena popularitas pamannya begitupun denganku dan semua itu sama-sama memalukan!."
Kalimat panjang Sara yang berubah menjadi tawa yang memenuhi seluruh meja. Kedai itu sedang ramai, dan Jieun berfikir apa yang ia lakukan disini sekarang. Ia harus kuat, meski hatinya sakit dan terluka ia tak boleh terlihat lemah.
"Sara-ya!!."
"Jieun-a!!, " Sara terlihat terkejut saat melihat Jieun yang menghampiri mereka, "kau tak jadi ke toilet?."
"Kau menjadikanku bahan taruhan?."
"Ehh.. Itu... Jangan salah paham,,,"
"Kau berfikir aku sangat menyedihkan hingga tak punya satu pun teman selain kau!!!."
"Jieun-a,, tenanglah, kau membuatku malu."
"Malu? Bukankah seharusnya kau minta maaf padaku!!."
"Yachh Bang Jieun, jangan membuat semuanya sulit kami hanya saling bercanda."
"Benar Sunbae."sahut yang lain, " Kami hanya penasaran karena kau sangat sulit diajak berkumpul dengan teman-teman seangkatanmu."
"Duduklah jangan membuat masalah di depan para senior, " Sara menarik lengan Jieun yang segera dihentakkan oleh gadis itu.
"Sunbae? Kami satu angkatan kenapa mereka menjadi sunbae untukku!! Kalian tak bisa mengabaikan bahwa karena otak pintarku aku mempunyai kedudukan yang sama dengan kalian!!, " Jieun hilang kesabaran, ia berteriak marah.
"Bang Jieun!!, " Salah satu senior pria ikut terpancing emosi ia menggebrak meja dan membentak Jieun.
"Wae? Bukankah itu kalimat candaan yang kalian bicarakan? Kalian seenakmya membicarakan aku dibelakangku. Dan mengatakan hal buruk. Aku adalah putri kesayangan orang tuaku, aku memiliki paman dan bibi yang memberikan banyak cinta untukku. Para Oppa dan Unnie yang tak akan menolak permintaanku meskipun kami tak punya hubungan darah jadi apa hak kalian memperlakukanku seperti ini!!."
"Kau sedang memamerkan kehidupanmu, "Senior tadi berdecih kesal, "Sara-ya,,, bawa pulang temanmu ini, kami tak butuh orang sombong seperti dia."
"Siapa yang kau sebut teman? Aku tak mengenal siapapun disini. Dan kau benar, aku sombong, menyombongkan betapa sempurnanya hidupku. Dan kalian masih berani mengatai ku di belakang?."
"Yahhhh!!!."
Jieun menutup matanya saat melihat salah satu senior berteriak sambil mendekatinya dan hendak menampar Jieun.
"Aku tak suka seseorang yang memukul wanita!!."
Jieun mengangkat wajahnya yang tadi bersembunyi saat mendengar suara yang begitu ia kenal. Jungkook, pria yang memakai masker hitam itu kini tengah menahan tangan senior kurang ajar tadi.
"Siapa kau!!."
Yang lain ikut berdiri, merasa kesal suasana berubah jadi panas.
Jungkook membuka maskernya, "aku salah satu Oppa yang mau melakukan apapun untuk gadis ini. Berani sekali kau!."
"Jeon Jungkook, Bts, Bangtan, itu Jungkook!!."
Salah satu mahasiswa berteriak diikuti yang lain.
"Ayo Jieun-a,,, sejak kapan kau bergaul dengan para sampah ini!!."
"Yachhh!!, " Beberapa dari mereka terlihat marah pada Jungkook dengan muka merah padam mendengar kalimat Jungkook.
Jungkook berhenti sejenak, "aku sudah membayar biaya makan kalian, bekerjalah dan hasilkan uang yang banyak jangan hanya pandai berbicara dengan mulut!!."
Kata-kata Jungkook membuat mereka terdiam. Beberapa gadis diantara mereka meneriakkan nama Jungkook bahkan hingga Jungkook berhasil menarik Jieun keluar dari kedai. Mereka menganggap tingkah pria itu keren sekali.
Jieun menatap pria yang kini menariknya, mengenggam tangannya erat. Ia ikut berjalan menjauh dari kedai tadi. Merasakan genggaman halus Jungkook di tangannya. Kenapa dadanya berdebar karena pegangan Jungkook. Ada apa dengan Jieun?
Jang Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Oppa "JJK"
Fanfiction-Melupakan wanita yang sudah menjadi milik Hyungnya adalah hal tersulit bagi Jungkook, bahkan ia harus memutuskan untuk pergi wajib militer lebih awal karena itu. Tapi saat ia kembali masih dengan perasaan patah hati yang sama seorang gadis menempel...