Bagian 48

466 50 5
                                        

"Jungkook tak datang?, " Nara masih menggendong Nana, menanyai Jieun yang sedari tadi melihat ponselnya dengan gelisah.

    Keberangkatan Jieun hari ini, semua member Bangtan kecuali Jungkook telah berkumpul di rumah Namjoon bersama Yoora, Chaeyoung dan Nna. Jieun menolak untuk diantar ke bandara jadi ia menyuruh mereka berkumpul di rumah Namjoon saja untuk mengucapkan perpisahan. Lagipula di bandara akan banyak wartawan jadi bukanlah hal yang bagus bila mereka mendatangi bandara bersama-sama.

   Sedari tadi Jieun juga sedang gelisah, sudah dua hari ini Jungkook kesal, pria itu mendiamkannya dan semalam mereka bertengkar hebat lagi ditelepon. Entahlah, komunikasi mereka benar-benar buruk, Jieun selalu merasa Jungkook mudah sekali tersinggung sedangkan Jungkook merasa Jieun sama sekali tak mengerti dia.

"Jungkook tak kemari?, " Yoora menanyakan pertanyaan yang sama saat Jieun tak menjawab pertanyaan Nara tadi.

"Mungkin tidak, aku akan menghubunginya saat hendak naik pesawat nanti, " Jieun memeluk satu persatu wanita yang mengantarkan keberangkatannya, menahan air matanya agar mereka tak mengkhawatirkannya.

"Jangan lupa hubungi Unnie saat sudah sampai, Unnie akan segera menghubungi Bang PD."

    Jieun mengagguk, " Aku minta maaf karena banyak merepotkan Unnie dan yang lainnya, terimakasih banyak."

     Hoseok dan Yoongi membantu memasukan koper Jieun ke bagasi saat mobil Jungkook memasuki halaman rumah Namjoon, pria itu turun dengan rambut dan wajah yang berantakan.

   Seokjin yang pertama kali menghampiri Jungkook mengetahui dengan pasti bahwa adiknya sedang tak baik-baik saja.

"Aku akan mengantar Jieun, " Kata Jungkook.

"Biar Jae in dan Soobin mengantar kalian, aku akan mengirim beberapa pengawal, " Kata Namjoon.

     Jungkook hanya mengangguk lalu menarik Jieun untuk masuk ke kursi penumpang. Ia tak banyak berkata seperti biasanya. Matanya juga memandang lurus ke depan hingga mobil yang dikendari Jae in itu melaju, tapi Jungkook terus mengenggam tangan Jieun dengan erat.

    Suasana di mobil sangat tegang, baik Soobin juga Jae in bahkan tak berani bicara, keduanya hanya berkomunikasi dengan mata. Cukup mengerti bahwa dua orang yang ada di belakang mereka tengah berada di suasana hati yang tak baik-baik saja.

  Jieun berulang kali menoleh ke arah Jungkook, tapi pria itu tak bergeming terus mengenggam tangannya sambil melihat ke arah luar jendela. Tak mau melihat Jieun.

"Maafkan aku ya Oppa, "Jieun tak tahan lagi, ia tak bisa terus berdiam diri seperti ini.

   Jungkook berusaha tak menoleh, ia menahan setengah mati air matanya yang hendak keluar. Jieun tak boleh melihatnya menangis.

"Maafkan aku karena kita harus berpisah seperti ini, aku melukaimu maaf, " Jieun menarik tangan Jungkook berusaha membuat pria itu memandangnya.

"Kalau tahu kau menyakitiku kenapa tak tinggal saja."

"Oppa,,, " Jieun keberatan dengan perkataan Jungkook, ia berangkat dua jam lagi, dan Jungkook masih saja membahas hal yang tak mungkin.

    Jungkook menghembuskan nafas, lalu mendekatkan diri pada Jieun, "maaf selama ini aku menyulitkanmu ya?."

"Maaf memaksamu melihatku dalam versi terburuk, aku begitu takut kehilanganmu karena itu aku melakukan hal-hal yang membuatmu kesal."

"Oppa kan memang menyebalkan, " Jieun tak bisa menahan air matanya, ia tersenyum tapi tangisnya tiba-tiba pecah, "aku minta maaf."

"Jieun-a, " Jungkook kebingungan saat melihat Jieun terus menangis.

"Aku minta maaf karena sering menyulitkanmu aku memaksakan perasaanku padamu aku benar-benar tak berniat membuat Oppa kesusahan."

Love Me, Oppa "JJK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang