Kembali taman samping lobby menjadi tempat berbicara Nara dan Jieun sekarang. Nara terus memperhatikan Jieun yang seolah larut dalam pikirannya sendiri. Gadis itu pasti tak menyadari bahwa ia terus menghela nafas yang terkadang membuat Nara gemas. Ia menyesal karena sempat membuat Jieun kecewa.
"Kau tinggal dimana selama seminggu ini?."
"Hah, " Jieun tampak terkejut dengan pertanyaan Nara, sedari tadi ia melamun, "aku menginap di hotel, Unnie, " Jawab Jieun setelah mendapatkan kembali kesadarannya.
Kembali mereka diam. Jieun belum berani menatap Nara.
"Apa kau mengkhawatirkan Unnie?."
Akhirnya Jieun baru berani melihat ke arah Nara, "aku minta maaf Unnie, " Permintaan maaf Jieun yang membuat air matanya kembali jatuh.
Nara tersenyum lalu menghapus air mata Jieun, "sampai kapan kau akan terus menangis bila bertemu denganku. Kau lihat kan aku baik-baik saja, kau mau menyapa keponakanmu? dia juga baik-baik saja, " Nara mengelus perutnya.
Jieun menggeleng, ia sedikit mundur saat Nara menyuruh untuk mengelus perutnya, padahal biasanya Jieun menciumi perut Nara yang belum membesar itu. Entahlah, ia sedikit ketakutan dan merasa bersalah.
"Aku juga minta maaf Jieun-a, aku tahu kau kecewa karena aku tak menceritakan tentang Jungkook Oppa padamu."
Jieun kembali menggeleng, "aku saja yang terlalu berlebihan. Unnie berkata jujur dengan mengatakan tak pernah menjalin hubungan apapun dengan Jungkook Oppa. Lagipula kini aku menyadari, sama dengan perasaan Jungkook Oppa untuk Unnie, perasaan ku untuk dia pun juga tak ada artinya."
"Itu bukan sesuatu yang sama Jieun-a, aku dan Jungkook memang tak pernah ada harapan karena aku mencintai Namjoon yang juga mencintaiku. Jungkook Oppa hanya belum menyadari perasaannya padamu."
Jieun tersenyum pahit, "entahlah Unnie aku belum memikirkannya lagi."
"Kau tahu, berhenti menyukai seseorang itu sulit, "kata Nara.
"Benar, tapi berjuang sendirian itu jauh lebih sulit. Aku hanya akan berusaha tak memikirkan tentang kehidupan percintaanku untuk sementara waktu."
"Kapan kau pulang ke rumah."
"Aku akan tinggal di rumah paman saja Unnie."
"Sendirian? Tidak aku tak akan mengijinkannya."
"Namjoon Oppa pasti tak menyukainya, bila aku kembali ke rumah kalian."
"Dia hanya marah sebentar. Tinggalah bersama kami lagi!, "kata Nara mengenggam tangan Jieun.
"Aku mungkin akan lebih sering tinggal di asrama perusahaan Unnie, aku akan mulai mengerjakan album debutku."
"Benarkah?, "tanya Nara.
"Ya."
"Jangan berbohong lagi padaku ya, aku akan segera mengetahui karena aku istri dari pemilik agensimu."
Jieun tersenyum, "aku benar-benar beesyukur Unnie baik-baik saja."
"Mau makan siang bersama, ayo kita pesan makanan enak di cafe Yoora Unnie, aku akan ajak Nna bergabung, semakin ramai pasti lebih menyenangkan."
"Yoora Unnie,,, dia,,, "
"Tidak ada yang marah padamu Jieun-a," Nara seolah tahu kekhawatiran Jieun,"kita tak pernah menyalahkanmu. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi, siapa yang menyangka kau akan jatuh hati pada Jungkook sekarang padahal kalian mengenal sejak kecil. Jangan memikirkan banyak hal. kau cukup jalani saja harimu, "lanjut Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Oppa "JJK"
Fiksi Penggemar-Melupakan wanita yang sudah menjadi milik Hyungnya adalah hal tersulit bagi Jungkook, bahkan ia harus memutuskan untuk pergi wajib militer lebih awal karena itu. Tapi saat ia kembali masih dengan perasaan patah hati yang sama seorang gadis menempel...