Bagian 16

384 52 9
                                        

    Jieun menolak ajakan Yeounjun untuk makan siang akhirnya. Entahlah, ia merasa tidak ingin menghabiskan waktu dengan siapapun sekarang. Biasanya disaat perasaannya tidak baik seperti ini Nara akan membuatkannya es krim mangga lalu moodnya akan membaik. Tiba-tiba ia begitu merindukan Nara. Meraih ponsel yang ada di saku hodie yang ia pakai, Jieun duduk di taman kantor dan mulai mendial nomer Nara. Mengarahkan pandangan ke sepatu yang ia pakai sambil menunggu teleponnya dijawab.

"Halo, Jieun-a."

   Suara Nara terdengar bahagia. Tentu saja kakaknya itu kan sedang bersama pria yang di cintainya tidak seperti dirinya. Jieun berusaha menghabiskan waktu untuk berlatih tapi saat sendirian seperti ini ia tiba-tiba teringat dengan perasaan nya yang tak terbalas pada Jungkook.

"Jieun-a, kau mendengar ku?."

"Ah iya Unnie, maaf."

"Kau baik-baik saja."

   Mendengar pertanyaan Nara seketika membuat mata Jieun memanas, ia tiba-tiba menangis.

"Jieun-a, kau menangis?."

   Percuma, Jieun tak akan bisa membohongi Nara.

"Unnie kenapa mencintai orang itu terasa begitu menyakitkan."

"Jungkook Oppa menyakitimu? Apa yang ia lakukan?."

"Dia tak melakukan apapun padaku dan itu terlihat sangat menyakitkan."

"Kupikir hubungan kalian baik-baik saja, dipesta kami kemarin kalian terlihat baik-baik saja."

"Dia terasa sangat jauh setelah aku menyatakan perasaanku."

   Terdengar Nara menghela nafas, Jieun merasa bersalah karena membuat Nara ikut khawatir.

"Jieun-a, tidak bisakah kau pikirkan tentang karirmu dulu saja. Namjoon bilang kau akan segera debut tahun ini."

   Ini adalah kabar baik sekaligus mengejutkan bagi Jieun tapi entah karena apa ia tak begitu antusias.

"Andai aku bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa, Unnie, " Seperti biasanya, Jieun selalu merasa bebas untuk bercerita pada Nara.

"Lusa aku akan pulang, ayo kita ke Jeju sebelum kau debut."

    Jieun tiba-tiba tertawa, "begini ya rasanya aku memiliki kakak seorang istri CEO agensi sendiri, aku jadi mendengar banyak bocoran."

"Kula dan Dewa juga ikut lusa, kalian bukankah sudah lama tak berjumpa."

"Benarkah?, " Jieun menjadi bersemangat saat Nara menyebutkan nama kedua adiknya yang sudah sangat akrab dengan Jieun, "aku akan menagih janji Dewa untuk naik Namsan tower. Baiklah Unnie aku harus kembali berlatih."

"Baiklah, jangan terlalu banyak. Berfikir, jangan lupa makan, Unnie akan menyuruh Yoora untuk mengirimkan makanan ke rumah."

"Terimakasih Unnie."

"Jieun-a."

  Panggilan dari Nara menghentikan Jieun yang hendak mematikan panggilan, "ya Unnie."

"Jangan berfikir terlalu banyak kau tahu kan Unnie sangat menyayangimu. Banyak orang yang menyayangimu."

    Jieun tersenyum, mesti Nara tak bisa melihatnya. Ia merasa jauh lebih tenang setelah menelpon Nara, "aku juga menyayangi Unnie, aku tutup teleponnya ya!!."

   Nara benar, mungkin Jieun perlu lebih menyibukkan dirinya agar bisa melupakan Jungkook, atau setidaknya bisa menjadikan perasaannya bukan sebagai prioritas lagi.

Love Me, Oppa "JJK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang