Di ruang gantinya ini Jungkook merenungkan semua yang dibicarakan Jieun tadi di ruang makan. Bagaimana bisa Jieun benar-benar meninggalkan Korea? Meninggalkan dirinya. Membayangkan itu saja membuat hatinya sakit, ia teringat sejak sebulan yang lalu gadis itu terus menghindarinya.
Semalam Jungkook mengira hubungan mereka sudah membaik. Ia berniat terus memperlakukan Jieun dengan baik hingga gadis itu mau memaafkannya. Tapi pagi ini setelah perjuangannya memasak untuk gadis itu, Jungkook mendapatkan kabar buruk. Jieun benar-benar melukainya kali ini. Jungkook segera keluar kamar setelah selesai menata rambutnya. Saat ia melihat ruang makan yang telah bersih, hatinya kembali kosong. Sepertinya Jieun sudah diantar oleh Soobin seperti perintah Jungkook pada asistennya itu ditelepon tadi.
Meja makan telah bersih, Jungkook melihat bak cuci piring yang masih basah, Jieun sepertinya mencuci piring mereka sebelum pergi. Jungkook memejamkan matanya sebentar, hatinya kembali terasa nyeri. Ia hendak membuka lemari es nya saat menjumpai pesan kecil yang ditempelkan di sana.
"Aku menaruh sisa makanan di kulkas, terimakasih sarapannya, Oppa."
Jungkook meremas catatan kecil yang pasti ditulis Jieun itu.
"Tidak bisakah kau menerimaku lagi, Jieun-a. Ini menyakitkan sungguh."
******
Kembali Jieun mengernyitkan pandangannya saat Soobin tengah ada di depan kantor radio tempat ia menjadi bintang tamu disebuah acara disana. Pria itu tengah mengobrol dengan Jae in, ada beberapa pengawal yang berdiri bersama keduanya.
Ini sudah seminggu sejak Jungkook tak lagi menjemputnya. Pria itu tak lagi mendatangi Jieun setelah gadis itu memberitahukan tentang rencana kepergiannya. Jujur Jieun merasa kehilangan, meski Jungkook tak pernah absen mengirimkan Soobin dan pengawal untuk menjaga Jieun.
"Oppa menjemputku lagi hari ini?, " Tanya Jieun pada Soobin.
"Diluar pasti banyak wartawan."
"Apa Jungkook oppa masih sibuk."
"Jieun-a, " Soobin berbicara pelan tampak serius menatap Jieun, "tak bisakah kau berbicara pada Jungkook, dia menghabiskan hampir seminggu di ruang latihan, dia hanya berhenti untuk makan. Aku khawatir dengan kesehatannya."
"Benarkah?, " Jieun tampak khawatir lalu sedetik kemudian ia mengubah raut mukanya, "maaf, Oppa, aku tak bisa berbuat banyak. Kami bukan dalam hubungan yang sedekat itu."
Jieun sedikit menyesali perkataannya, bagaimana bisa ia membohongi hatinya. Jungkook memang tak menghubunginya sejak seminggu ini, sejak ia mengatakan rencananya untuk meninggalkan Korea. Jieun belum mau percaya bila keputusannya itu mempengaruhi kehidupan Jungkook.
******
"Unnie!!, " Jieun melambai pada Nara yang terlihat tengah kebingungan mencarinya. Mereka memang berjanji bertemu untuk menghadiri konser Bangtan hari ini. Nara telah menyiapkan semuanya agar mereka bisa masuk melalui belakang panggung.
Kemarin Jieun segera menyetujui saat Nara mengajaknya ke konser Bangtan di hari liburnya. Bukan hanya ingin menemani Nara, ia sebenarnya ingin melihat Jungkook, ia begitu merindukan pria itu, jujur. Perkataan Soobin tempo hari juga menganggu pikirannya. Apalagi beberapa hari yang lalu ia sempat bertemu dengan Seokjin dan pria itu juga mengatakan tentang kondisi kesehatan Jungkook yang menurun karena terlalu banyak berlatih.
"Kau tahu kita harus lewat mana Unnie?, " Jieun menggandeng Nara yang tampak kebingungan mencari seseorang.
"Jae in berjanji menemui kita di area masuk, aku ingin menonton dari backstage saja, Namjoon marah bila aku berdesakan di bagian penonton."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Oppa "JJK"
Fanfiction-Melupakan wanita yang sudah menjadi milik Hyungnya adalah hal tersulit bagi Jungkook, bahkan ia harus memutuskan untuk pergi wajib militer lebih awal karena itu. Tapi saat ia kembali masih dengan perasaan patah hati yang sama seorang gadis menempel...