Bagian 9

328 55 3
                                    

"Pakai jaketku kau kedinginan, " Jungkook telah ada di balik kemudi, meninggikan penghangat yang ada di mobilnya, "apa ini cukup hangat."

"Gwencana Oppa, aku baik-baik saja, " Jieun menurut, mengenakan jaket tebal Jungkook untuk melapisi kemejanya yang sedikit basah.

"Baik-baik bagaimana? Rambutmu basah dan bibirmu membiru begitu, aku akan berhenti untuk membeli minuman hangat."

   Jieun menggeleng, "kita pulang saja, ah tidak, kita ke tempat Namjoon Oppa dirawat saja, Nara Unnie pasti ketakutan mendengar suaminya kecelakaan."

"Jii,, aku mohon, " Jungkook memiringkan tubuhnya melihat ke arah gadis itu. Haruskah ia menceritakan pada Jieun tentang perasaannya pada Nara yang tersimpan sudah sejak delapan tahun? Benar, ia harus mengatakan sejujurnya, sebelum perasaan Jieun terlalu dalam untuknya.

"Aku meninggalkanmu karena mengantar Nara ke rumah sakit. Aku bertemu dengannya di depan lobby hotel, dia menangis karena mendengar Namjoon Hyung kecelakaan."

"Benarkah? Astaga, kenapa Oppa tak memberitahuku! Bagaimana keadaan Namjoon Oppa? Apa Nara Unnie baik-baik saja?."

"Hyung hanya terluka kecil, mereka akan segera pulang."

"Benarkah? Ah syukurlah!!."

"Kau tak marah padaku?, "tanya Jungkook ia belum juga mneyalakan mobilnya, masih menatap Jieun.

"Marah? Untuk apa?."

"Aku meninggalkanmu demi wanita lain!!, " Jungkook kesal, Jieun terlalu polos atau bagaimana sih.

   Gadis itu malah tergelak, "Nara Unnie? Astaga, aku juga pasti melakukan hal yang sama bila bertemu Unnie yang sedang ketakutan. Aku malah bersyukur karena Oppa mau menolong kakakku."

"Kakakmu?."

"Eoh, Oppa lupa, Nara Unnie sudah kuanggap sebagai saudara kandungku, ia sering mengajakku berlibur ke Indonesia dan menemui keluarganya. Paman dan bibi benar-benar orang baik, aku selalu merasa pulang kampung saat mengunjungi mereka."

"Ahhh, sebenarnya,,,,, " Mendengar perkataaan Jieun membuat Jungkook ragu menceritakan tentang perasaannya.

"Nara Unnie yang selalu ada untukku saat paman dan bibiku tak ada. Dia membuatkan bekal saat aku pergi bersama teman-teman kampusku. Membuat aku tak pernah merasa seperti orang asing diantara mereka. Dia melakukan apapun untukku Oppa, merawatku saat sakit dan memelukku erat saat aku sedang menangis merindukan orang tuaku, "Jieun tersenyum memandang ke arah depan, mengingat betapa baik Nara padanya.

"Aku akan menunjukkan kamar yang dibuat Nara Unnie untukku, itu sangat indah dan sesuai sekali dengan keinginanku. Dia bilang tak mempunyai adik perempuan karena itu ia senang saat menghabiskan waktu bersamaku."

"Kau beruntung sekali Jieun-a."

     Jungkook menegakkan kembali tubuhnya, mulai melajukan mobilnya. Sampai saat ini ia bahkan juga masih merindukan masakan Nara, dan Jieun bisa menikmati masakan wanita itu setiap hari, ia iri sekali. Apa bisa ia menggunakan Jieun untuk sekedar melihat Nara? Bukankah itu kedengarannya sangat jahat? Tapi bisa bertemu dan merasakan makanan buatan Nara setiap hari membuat Jungkook ingin menjadi serakah.

      Wanita itu terlalu baik, tak heran bila Jieun begitu menyukainya. Ia memutuskan untuk menyembunyikan perasaannya pada Nara dari Jieun, ia tak ingin melukai Jieun. Berbeda dengannya, Nara pasti menganggap perasaan Jungkook adalah masa lalu. Ia tak ingin merusak hubungan baik Jieun dan Nara.

"Oppa tak perlu merasa bersalah, lagipula akulah yang memutuskan untuk menunggu Oppa. Harusnya aku bisa pulang dengan taxy dan tak merepotkanmu."

   Jieun tiba-tiba bersin, membuat Jungkook khawatir.

Love Me, Oppa "JJK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang