Bagian 2

399 55 3
                                    

"Pakai ini?."

Jungkook memberikan tissu satu wadah besar untuk Jieun yang tengah menangis di taman dekat kampusnya. Mereka menjauh dari keramaian.

"Aku sedang menangis Oppa bukannya banjir!!,"kata Jieun, ingin tertawa saat Jungkook memberikan tissu sebesar itu padanya. Ia bergeser saat Jungkook duduk disebelahnya.

"Sekarang berhentilah menangis, aku meninggalkanmu ke minimarket agar kau bisa menangis tadi, "kata Jungkook.

Ia sedang membeli ayam rekomendasi dari Hoseok sepulang dari rumah Hyungnya itu dan tanpa sengaja ia melihat kejadian yang menimpa Jieun. Jungkook geram, ia tak menyangka Jieun mengalami hal buruk di kampusnya. Selama mengenal Jieun ia tahu gadis itu sangat ceria.

"Aku tak tahu kau mengalami hal berat di kampus."

"Jangan ceritakan apapun pada pamanku ya Oppa, atau dengan member Bangtan lainnya, Yoora Unnie dan Nara Unnie juga tak boleh, Chaeyoung juga!!."

Jungkook tertawa mendengar kalimat gadis itu yang terlihat lucu dimatanya, "intinya aku tak boleh menceritakan pada siapapun."

"Benar."

"Hal seperti ini sudah lama tak terjadi sejak aku masuk kuliah dan menyembunyikan identitasku sebagai keponakan Bang si hyuk, "kata Jieun mulai membuka suara.

"Kau mengalami kesulitan saat orang-orang mengetahui kau keponakan Bang-PD?."

"Mau bagaimana lagi, Paman selalu menyebutkan aku tiap wawancara di televisi, ia selalu berkata "keponakanku tersayang" atau "Jieun kami yang begitu mempesona" orang-orang mulai memperhatikanku karena itu, aku kan satu-satunya keponakan yang ia miliki."

Jungkook tertawa pelan, tawa khas milik pria itu yang sudah sangat dihapal Jieun meski mereka baru bertemu lagi satu bulan ini. Tawa Jungkook terdengar manis selalu dibarengi dengan suara mendesah dan sedikit meremehkan tapi anehnya Jieun suka.

"Kau mengalami masa sulit saat masih sekolah."

"Aku tak secengeng ini mungkin karena aku lama tak mengalaminya aku jadi sensitif. Dibicarakan dibelakang adalah hal yang biasa untukku, mendapatkan banyak hadiah padahal mereka hanya melakukannya karena aku dari keluarga Bang."

"Karena pamanmu?, "tanya Jungkook.

Jieun mengangguk, " Benar Oppa aku biasanya tak cengeng seperti ini, aku tak pernah menangis sebelumnya, "kata Jieun bersikeras karena melihat Jungkook seolah tak percaya dengan kalimatnya.

"Iya-iya aku percaya, " Jungkook mengacak rambut Jieun, gemas dengan tingkah lucu gadis di depannya ini.

"Dimana kau menemukan teman kurang ajar seperti tadi. Kupikir kau adalah wanita yang tak kenal takut."

"Aku harusnya mendengarkan Yoongi Oppa, dia bilang aku tak boleh mempercayai siapapun selain diriku sendiri. Oppa melihatnya? Aku keren kan? Aku tak tampak lemah di depannya!!."

"Tapi kau menangis hampir satu jam disini."

Jungkook pasti sudah tertawa terbahak bila tak ingat bahwa Jieun sedang bersedih. Melihat ekspresi lucu Jieun, membuatnya gemas, gadis ini sangat imut.

"Oppa benar, apa dia melihat kakiku yang bergetar tadi. Haruskah aku kembali dan mengempiskan ban mobil senior yang tadi? Yang hendak memukulku!"

Jungkook kembali tertawa mungkin mengobrol dengan Jieun bisa membuatnya awet muda karena sering tertawa.

"Aku akan mengantarkanmu pulang."

"Bisa Oppa belikan aku es krim rasa mangga."

"Mangga?,"kata Jungkook mendengar eskrim itu membuat Jungkook mengingat seseorang, ia pernah berusaha menyukai eskrim yang tak ia sukai itu demi seorang gadis.

Love Me, Oppa "JJK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang