Bagian 20

477 56 19
                                        

"Noona!!!!, " Teriakan Kula memekakkan telinga Dewa yang masih sibuk melihat ponselnya saat Pak Han, sopir dari kakaknya itu memarkirkan mobil yang mereka tumpangi di depan kantor kakak iparnya, Namjoon.

     Kula yang duduk di sebelahnya itu segera berlari keluar mobil, tak luput dari pandangan Dewa, hingga ia bisa melihat bagaimana tubuh Jieun yang hendak dihantam mobil di dorong oleh kakaknya hingga menimbulkan suara dentaman yang cukup keras. Ada yang tertabrak, kakaknya yang tadi menyelematkan Jieun. Dewa ikut berlari keluar.

      Kondisi jalanan langsung macet suara klakson mobil saling bersahutan. Pagi tadi Nara lebih dulu pergi karena tak sabar bila harus menunggu Kula yang terlalu lama mandi. Sejak pagi buta Nara tak berhenti mengkhawatirkan Jieun yang tak pulang ke rumah. Dewa melihat orang-orang yang sedang mengerubungi si korban, Nara. Termasuk Jieun dan Jungkook.

"Oppa, Unnie berdarah!!, " Teriakan Jieun membuat Dewa menatap bagian bawah tubuh kakaknya ia baru teringat bahwa kakaknya tengah hamil muda.

"Unnie!!."

"Panggil taxy Jieun-a, " Jungkook berteriak karena Jieun terlihat lemas tak berdaya, tubuh gadis itu bergetar.

"Kita bawa Noona ke mobil, Hyung!!, " Kula segera datang dan membantu Jungkook untuk mengangkat Nara. Sementara Dewa maju untuk menahan tubuh Jieun, yang sepertinya tak mampu berdiri.

"Jieun-a."

"Dewa, Unnie terluka karena aku, aku membunuh bayinya."

Jieun tak bisa menyembunyikan tangisnya, mengamati tangannya yang penuh darah. Pandangannya kosong.

"Kita ikut ke rumah sakit. Ayo, Noona akan baik-baik saja."

******

    Jieun sedang duduk di kursi tunggu rumah sakit di depan ruang tindakan saat Namjoon berlari dari koridor rumah sakit. Dewa sedang ke toilet. Kula dan Jungkook berdiri bersender ke tembok rumah sakit sedikit jauh dari tempat duduk Jieun.

"Dokter sedang memeriksa Noona, Hyung. Dia tidak sadarkan diri. Sepertinya Noona pendarahan, " Kula kembali menangis.

"Pendarahan?," Wajah Namjoon pucat pasi, ia tak bisa memikirkan apapun. Tatapan tajamnya mengarah pada Jieun dan Jungkook.

    Namjoon datang bersama Seokjin dan Jimin, juga Chaeyoung yang langsung mendekat ke arah Jieun.

"Kau baik-baik saja?, " Chaeyoung membantu Jieun untuk bangkit dari kursi, untuk berjalan menghampiri Namjoon.

"Oppa, " Tangis Jieun kembali pecah, ia menyesali semuanya. Bagaimana ia begitu kekanak-kanakan dan meneriaki Nara tadi, ia benar-benar menyesal, "aku minta maaf."

    Namjoon menatap Jieun tajam, dalam perjalanan kemari ia telah berjanji pada Seokjin untuk menahan emosinya. Chaeyoung menceritakan semuanya, ia tak habis pikir dengan cara berfikir Jieun.

"Kau tahu bagaimana Nara menyebutmu?."

    Kata-kata Namjoon pelan, tapi pandangan menusuk pria itu tak mampu Jieun hadapi, ia menunduk penuh penyesalan.

"Adikku, adikku tersayang, adikku yang paling cantik. Begitu dia menyebutmu selama ini."

      Tangis Jieun semakin deras, seluruh badannya bergetar, tangis tanpa suara yang semakin menyayat hati. Bagaimana bila Nara atau bayinya tak bisa diselamatkan? Jieun tak akan memaafkan dirinya seumur hidup bila itu terjadi.

     Namjoon melanjutkan kata-katanya sama sekali tak berbelas kasihan dengan gadis mungil yang kini terisak di depannya,"Dia selalu mendongeng tentang kehebatanmu, prestasimu, dia begitu bangga padamu. Tega sekali kau melakukan ini padaku dan Nara, Jieun-a. Kau tahu betapa tulus dia menyayangimu."

Love Me, Oppa "JJK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang