Dengan mata nanar Jieun kembali membungkuk ke arah dua makam yang ia kunjungi sia ini. Ini sudah ketiga kalinya ia mengunjungi makam orang tuanya sejak di LA, tapi tetap saja ia merasa sedih. Hari ini ia datang bersama Paman dan bibinya. Jieun akhirnya mengetahui bahwa bibinya tengah sakit, meski ia semoat marah karena paman Sihyuk tak memberitahunya, Jieun bersyukur karena melihat kesehatan bibinya berangsur membaik sekarang.
Ia berbalik dan tersenyum ke arah paman dan bibinya yang sedari tadi menunggunya.
"Kau yakin akan pergi?."
Bibinya mengelus lengan Jieun menanyakan keputusan Jieun hntuk meninggalkan LA dan menetap di Bali, seperti rencana awal gadis itu.
Jieun mengangguk, "aku akan baik-baik saja, Bi. Kau tak perlu khawatir."
Jieun memutuskan tak menerima kontrak dari rumah produksi W, ia hanya menyelesaikan satu lagunya yang menang pada audisi. Ia belum bisa membuat lagu lagi dengan pikirannya yang sekacau ini. Ia mengenggam liontin kalung yang ia kenakan. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan saat rasa bersalah telah menumpuk di dadanya. Ia merindukan Jungkook, si pemberi kalung ini, sangat. Tapi ia tak bisa melakukan apapun.
"Tidak ingin kembali ke Korea? kurasa itu tempat yang tepat untukmu daripada pergi ke Bali, " Kata Sihyuk, ia tahu Jieun sering pergi ke Bali untuk berlibur bersama keluarga Nara tapi ia jelas tahu bukan tempat itu yang akan membuat Jieun membaik.
"Bukankah aku harus melakukan dengan sepenuh hati bila ingin berperan sebagai penjahat, aku menyakiti seseorang Paman, dan aku tak punya keberanian muncul di depannya saat aku bisa melihat kehidupannya baik-baik saja tanpa aku."
"Kita tak pernah tahu Jungkook tengah baik-baik saja atau tidak Jieun-a. Dia pasti juga tersiksa sepertimu, " Sihyuk segera tahu siapa orang yang dimaksud Jieun.
Jieun tersenyum kecut mendengar perkataan pamannya. Yang ia lihat di media adalah sebaiknya. BTS semakin bersinar, Jungkook jauh melesat menjadi bintang yang semakin susah untuk Jieun gapai. Ini sudah setahun dan ia belum juga bisa melupakan pria itu seperti rencananya.
"Dia baik-baik saja Paman, dan aku tak boleh mengacaukannya. Aku juga akan berusaha terlihat baik-baik saja."
Pasangan Bang itu saling memandang tak bisa lagi menasehati keponakan mereka yang keras kepala.
*******Nafas Jungkook memburu saat mendapatkan pesan dari salah satu suruhannya. Sudah sejak tiga bulan ia menyuruh beberapa orang untuk mencari tahu keberadaan Jieun.
Melihat kembali foto Jieun yang dikirimkan salah satu orang suruhannya itu.
"Dia berada di Bali tuan, bukan LA."
Ia meremas ponselnya, melihat kembali gadis berambut pendek itu memang benar Jieun, kekasihnya. Dan semakin membuat darah Jungkook mendidih saat bisa melihat Jieun memegang ponsel, bahkan memainkannya. Mereka mengirimkan beberapa foto dan saat Jungkook melihat Jieun terlihat baik-baik saja, ia marah.
Senyum lebar Jieun bahkan membuat Jungkook lebih sakit. Ia merindukan gadis itu sangat lalu kenapa Jieun melakukan ini padanya. Membohongi Jungkook, lalu memutuskan hubungan begitu saja. Ia harus menanyakan ini pada Namjoon. Hyungnya itu pasti mengetahui sesuatu. Hingga sekarang Jieun masih terdaftar sebagai artis di management mereka. Hyungnya pasti mengetahui kenapa Jieun berada di Bali bukannya di LA.
*****
Jungkook baru akan memencet bel rumah Namjoon saat seorang penjaga juga seperti hendak masuk berada di depan pintu rumah Namjoon. Ini sudah hampir petang, Jungkook yakin Namjoon sedang ada di ruamh, ia sempat menghubungi Seokjin sebelum ia datang tadi, mengajak bertemu di rumah Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Oppa "JJK"
Fanfiction-Melupakan wanita yang sudah menjadi milik Hyungnya adalah hal tersulit bagi Jungkook, bahkan ia harus memutuskan untuk pergi wajib militer lebih awal karena itu. Tapi saat ia kembali masih dengan perasaan patah hati yang sama seorang gadis menempel...