Hai hai hai,,, biarpun nggak ada adegan ena ena, bahasa yang ada di story aku udah termasuk 18++ ya untuk semua story bangtan di work aku jadi selama bulan puasa aku usahain updatenya setelah buka puasa ... Lebih baiknya lagi kalau siang hari jangan baca WP bisa bahaya tar khilaf wkwkwkwk Terimkasih semua..... Love u All,,,
*****
"Jangan pergi Ji, " Jungkook masih memelas, hari ini Jieun harus pergi untuk menyiapkan beberapa pakaiannya yang belum di packing tapi Jungkook terus merajuk. Jieun berangkat lusa dan pria itu tak membiarkannya pulang.
Mereka masih ada di kamar Jungkook, pria itu masih berbaring di bawah selimut dengan tubuh polosnya sementara Jieun sudah selesai mandi, mengeringkan rambutnya di kursi rias yang dua minggu lalu dibeli Jungkook khusus untuk kekasihnya. Nara dan Namjoon paham dan tak banyak menanyai Jieun bila tak pulang dan menginap di tempat Jungkook. Mereka paham sekali bahwa mereka hendak berpisah jadi memerlukan banyak waktu bersama.
"Kau sudah berjanji semalam, Oppa."
Jieun pening bagaimana ia menghadapi Jungkook yang mendadak jadi manja sekali seperti satu bulan ini. Seokjin dan Hoseok sering menceritakan tentang bagaimana manja dan kekanak-kanakannya Jungkook, tapi karena selama ini Jungkook selalu bersikap dingin Jieun tak pernah membayangkan itu adalah kenyataan. Apalagi melihat penampilan sangar Jungkook yang penuh tato juga percing di telinga juga bibirnya. Tapi beginilah Jungkook bahkan terus menempel pada Jieun mirip anak koala.
"Janji apa? aku tak ingat!."
Jungkook juga mendadak sering lupa ingatan, saat malam sebelum menyentuh Jieun, Jungkook akan menjanjikan banyak hal manis. Seperti pergi makan diluar, atau membiarkan Jieun pulang dan bermain dengan Nana. Tapi setelah pria itu menghajar Jieun semalaman, pagi hari Jungkook bahkan tetap memilih berbaring di kasurnya, makan lalu pelukan lagi dengan Jieun begitu hampir seharian. Ya bagaimana lagi, Jieun juga suka, apalagi saat pria itu berpeluh di atasnya. Jieun menggeleng, berusaha mengusir pikiran kotornya. Kali ini ia harus menang dari bayi 29 tahun ini.
"Oppa bilang akan mengijinkan aku pulang saat aku mau,,, ah sudahlah, " Jieun malu sendiri, bagaimana bisa ia mengulang janji Jungkook yang akan mengijinkannya ia pulang karena Jungkook telah memasukinya semalaman. Seluruh tubuh Jieun kaku, Jungkook seolah punya tenaga yang tak pernah habis, entah berapa kali semalam ia menjerit karena pelepasannya.
Jungkook bangun lalu mengenakan celena boxernya, ia tahu Jieun kesal, gadis itu berbalik menghadap cermin tanpa melihatnya. Ia menghampiri kekasihnya itu, menunduk untuk memeluk Jieun dari belakang. Menghirup aroma jeruk dari sabun mandinya yang dikenakan Jieun. Ah, kekasihnya wangi sekali dan ehhhmm menggairahkan, mungkin?
Jungkook juga tak mengerti dengan dirinya sendiri. Ia tak pernah puas menikmati tubuh Jieun, kekasihnya ini benar-benar membuatnya tak bisa berhenti berlaku mesum. Membayangkan bagaimana sempitnya bagian intim Jieun menjepitnya saja sudah membuat Jungkook horny lagi. Ia tersenyum saat melihat dengan jelas banyak ruam merah yang ia buat di leher Jieun.
"Kenapa kau tidak hamil juga padahal aku melakukannya tiap malam."
Perkataan Jungkook yang langsung membuat Jieun melotot tajam. Ia memang selalu memastikan melakukan hubungan dengan Jungkook bukan dimasa suburnya, meski terkadang kebablasan dan berakhir dengan ia yang meminum pil, tanpa sepengetahuan Jungkook pastinya. Entahlah, ia belum ingin hamil. Membayangkan memiliki seorang bayi yang mirip Jungkook itu terdengar menyenangkan tapi bagaimana bisa mereka memiliki anak bila Jieun bahkan belum yakin dengan perasaan Jungkook padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Oppa "JJK"
Fiksi Penggemar-Melupakan wanita yang sudah menjadi milik Hyungnya adalah hal tersulit bagi Jungkook, bahkan ia harus memutuskan untuk pergi wajib militer lebih awal karena itu. Tapi saat ia kembali masih dengan perasaan patah hati yang sama seorang gadis menempel...