Bagian 44

506 56 18
                                        

"Kau tak mau turun?, " Jungkook akhirnya menyadarkan lamunan Jieun.

"Ah, iya, " Jieun baru sadar mereka sudah sampai di depan rumah Jungkook, pria itu bahkan sudah membukakan pintu mobil untuknya.

     Sedari tadi mereka hanya terus diam di dalam mobil Jieun tak berani memulai pembicaraan karena melihat wajah menakutkan Jungkook sementara Jungkook menahan diri agar tak bicara. Ia tak mau kembali tersulut emosi lalu meneriaki Jieun lagi.

   Jieun hanya bisa mengikuti langkah Jungkook saat memasuki rumahnya. Pria itu belum mau bicara.

"Oppa belum makan kan? mau kupesankan sesuatu?."

"Kau ingin aku makan dalam kondisi seperti ini?, " Jungkook melipat kedua tangannya, menghadap Jieun yang belum mau menatap wajahnya.

"Aku akan membuatkanmu sesuatu kau bilang sedang lapar kan?, " Jieun menaruh tasnya berniat menuju dapur.

"Kau bilang hendak membicarakan sesuatu denganku kan?."

"Aku akan membuatkanmu es jeruk dulu, " Jieun berhenti sejenak lalu bergegas ke dapur, terlihat sekali Jungkook tengah marah, Jieun berharap segelas minuman dingin bisa membuat pria itu lebih baik.

    Jieun selesai membuat minuman untuk Jungkook dan membawanya ke halaman belakang, tempat pria itu berada. Jungkook tengah berdiri, menghadap keluar, sebuah kolam renang yang mengelilingi halaman belakang itu. Tempat yang biasanya ia gunakan untuk bersantai. Cuaca panas, menambah buruk suasana hati Jungkook yang tengah tak baik.

"Minumlah Oppa."

   Jungkook berbalik dan mendapati Jieun yang menaruh segelas minuman dingin untuknya. Jungkook menghela nafasnya, duduk bersebelahan dengan Jieun. Ia menghabiskan minumannya dalam sekali teguk lalu menarik kursinya untuk menghadap ke arah Jieun.

"Katakan padaku apa yang membuatmu tak memberitahuku tentang rencanamu?, " Tanya Jungkook langsung, Jieun tahu, Jungkook bukanlah pria yang suka basa-basi.

"Oppa bilang akan selalu ada di sampingku kan? Kau juga bilang akan selalu mendukung keputusanku, " Kata Jieun sambil menundukkan kepalanya.

   Jieun memberanikan melirik Jungkook saat pria itu tak kunjung menjawab, "aku berniat memberitahu Oppa, benar, " Jieun tampak menyakinkan Jungkook, "aku tak berniat menyembunyikannya."

"Kau terus membahas tentang LA, segitu inginkah kau pergi kesana?."

"Semua orang mengucapkan selamat padaku, mereka bahagia dengan keberhasilanku, jadi kupikir Oppa juga akan menyukainya, " Jieun kembali menunduk saat Jungkook menatapnya dengan tajam lagi.

"Jangan membuatku merasa seperti orang jahat, Ji. Semua orang bahagia dengan keberangkatanmu tapi aku,,,,"

"Oppa."

"Bukankah harusnya kau memberitahuku lebih dulu. Kau tahu aku seperti orang bodoh saat mendengarnya dari orang lain. Aku tahu aku pernah mengatakan padamu tak keberatan bila kau ingin pergi dari Korea, kemanapun. Tapi setelah yang kita lalui beberapa bulan ini, aku merasa aku tak berhasil meyakinkanmu untuk tinggal."

"Maafkan aku."

    Jieun menatap Jungkook yang kini terlihat tak tenang. Dilupuk hatinya Jieun merasa bersalah, ia merasa seolah telah membohongi Jungkook.

"Hatiku sakit sekali Ji, Sumpah, ahh Sial, " Jungkook memaki keras, ia menahan emosinya, menahan keinginan untuk meneriaki kekasihnya itu.

"Oppa,,, "

"Berhenti memanggilku seperti itu, aku tahu aku menyedihkan aku tahu,,, "

   Jungkook kembali berdiri, menghadap kolam renang, membelakangi Jieun. Jieun bisa merasakan kegelisahan Jungkook dan itu sedikit membuatnya hendak berubah pikiran.

Love Me, Oppa "JJK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang