Saat sudah bersama Jieun, Dewa merasa tenang. Gadis yng sejak dua tahun terakhir mengisi relung hatinya itu kini menggandeng lengannya dengan erat. Dewa memang membatasi komunikasi mereka sejak Jieun lulus dan mendaftar ke perusahaan kakak iparnya, Namjoon. Dewa menekan segala egonya agar gadis yang sudah menjadi kesayangan keluargnaya sejak dua tahun lalu itu lebih berkonsentrasi meraih impiannya.
Tapi Dewa tak bisa menyembunyikan perasaan gundahnya saat bisa melihat wajah Jieun yang kini bersemu merah saat berbicara ataupun melihat Jungkook. Pandangan tulus Jieun pada member terakhir Bangtan itu menganggu pikirannya sedari tadi.
Ia ikut ke Korea di liburan semester kali ini demi gadis di sampingnya ini. Ia tak ingin berburuk sangka. Seperti yang ia ketahui Jieun sangat tidak mudah tertarik dengan pria.
Tanpa Dewa sadari banyak yang sudah terjadi sejak enam bulan ia jarang menghubungi Jieun. Bahkan saat membicarakan tentang perasaan, itu bisa terjadi dalam waktu singkat sekalipun.
"Aku akan segera pulang setelah selesai latihan."
Lamunan Dewa terhenti saat mendengar kalimat dari Jieun yang kini melepas pengangannya pada lengan Dewa.
"Aku harus segera kembali berlatih lima belas menit lagi, " Wajah Jieun tampak menyesal, ia masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama Nara dan keluarganya yang baru saja datang.
"Aku akan membelikan kalian makanan lain kali, aku juga harus permisi, " Jungkook juga ikut berpamitan, mereka saling membungkuk sebelum Jungkook lebih dulu berlalu.
"Kami akan pulang setelah Namjoon selesai, " Kata Nara mengelus lengan Jieun, "jangan terlalu kelelahan, ayo kita ke kantor Hyung kalian, jangan berkeliaran dan mengganggu Jieun, " Nara menggandeng Nakula untuk meninggalkan taman.
"Aku menunggumu dengan masakan terenak malam ini, " Dewa mengusak rambut Jieun membuat gadis itu tertawa. Dewa itu dingin, ia hanya hangat pada orang tertentu dan Jieun merasa beruntung saat menjadi salah satu yang bisa menikmati senyum Dewa yang sehangat matahari.
"Wahhh,,,, kau lebih dewasa sekarang, bagaimana kalau aku terpesona pada sosok tampanmu ini?, " Jieun beerpura-pura memegangi dadanya seolah kesakitan.
"Bagaimana lagi, ya kalau kau terpesona padaku aku harus berkencan denganmu."
Jieun mencibir mendengar jawaban Dewa, "dasar playboy, sejak kapan kau menjadi pemain wanita seperti Kula begini. Aku pergi, bye!!, " Jieun berlalu meninggalkan Dewa yang masih terpaku menatap gadis yang seumuran dengannya itu.
*****Jieun kembali ke ruang latihan saat jam istirahatnya berakhir sepuluh menit yang lalu. Ia bergabung kembali dengan para trainee yang ada di sana.
"Jieun-a."
Jieun menoleh kearah gerombolan teman-temannya. Para gadis trainee sama dengannya yang berlatih bersama hari ini.
"Oh, Unnie, wae?, " Jieun mendekati Naeun yang tadi memanggilnya dan beberapa teman lain yang memang sudah akrab dengannya mereka berlatih bersama hampir setiap hari.
"Apa benar pemuda yang menemuimu tadi adik dari Nona Nara, dia adik ipar presider kita."
"Eoh, benar!!, " Jawab Jieun, semua temannya sudah melihat Dewa yang tadi datang untuk mencarinya di jam istirahat.
"Eunbyul bilang mereka kembar, dia melihat wajah yang sama di toilet kantor. Wahh mereka tampan sekali, " Yunji, salah satu dari mereka ikut berkomentar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Oppa "JJK"
Fiksi Penggemar-Melupakan wanita yang sudah menjadi milik Hyungnya adalah hal tersulit bagi Jungkook, bahkan ia harus memutuskan untuk pergi wajib militer lebih awal karena itu. Tapi saat ia kembali masih dengan perasaan patah hati yang sama seorang gadis menempel...