1. DI HUKUM

130K 6.8K 366
                                    

"Woy! Kalo jalan pake mata dong!" Teriak Riki menatap Bagas dengan wajah kesal yang menyenggol bahunya, padahal cuma nyenggol sedikit doang.

"Jalan ya pake kaki lah, tolol!" Balas Bagas tidak mau kalah sambil menatap tajam ke arah Riki.

"Wah ngajak gelud lu?!" Ajak Riki sambil melipat lengan baju sekolahnya.

"Siapa takut ayok!" Balas Bagas dengan wajah sewot, dia melonggarkan dasi yang melilit di lehernya.

Siswa lain yang melihat Riki dan Bagas sedang adu mulut siap-siap memasang kuda-kuda, hanya melihat mereka berdua jengah tidak berniat melerai mereka.

Sudah biasa mereka melihat dua tukang onar ini berantem pagi-pagi, entah tidak sengaja berpapasan atau hanya menyenggol sedikit mereka pasti adu mulut.

"Sialan, jangan narik celana gua anjing!" Teriak Riki saat merasakan celananya serasa mau melorot.

"Lepasin dulu rambut gua asu!" Teriak balik Bagas menatap Riki tajam. Rambutnya berasa mati rasa, jambakan Riki tidak main-main. Teman-teman Riki dan Bagas hanya menatap mereka berdua datar sekaligus malu punya temen malu-maluin kek mereka.

"BERHENTI KALIAN BERDUA!" Teriak Pak Yanto guru BK baru mereka. Guru BK yang lama mengundurkan diri kemarin, alesannya : saya cape liat Riki dan Bagas terus, lama-lama bikin rambut gundul saya tumbuh.

Semua siswa mengalihkan perhatian mereka dari Riki dan Bagas lalu melihat ke arah Pak Yanto."Kalian pagi-pagi malah berantem, kalo mau berantem nanti habis pulang sekolah!"

Riki dan Bagas sudah melepaskan tarik menarik celana dan rambut, mereka menatap satu sama lain dengan tatapan membunuh dengan sumpah serapah di dalam hati.

"Ini Pak si bangsat yang mulai dulu," tunjuk Riki ke Bagas.

"He setan! Lu dulu ya, mau gua sekrinsot ha?!" Bagas menabok tangan Riki yang menunjuk kearah wajahnya yang membuat Riki melotot.

"Sudah-sudah, kalian masuk ke kelas sekarang!" Seru Pak Yanto ke arah siswa-siswi lainnya, sontak semua murid mulai masuk ke kelas masing-masing termasuk Riki dan Bagas yang berniat mau masuk ke kelas juga.

"Eehh..kalian berdua, mau kemana?" Tanya Pak Yanto.

"Ke kelas lah Pak, tadi disuruh ke kelas." Jawab Bagas.

"Kalian berdua ngga masuk kelas." Ucap Pak Yanto yang membuat Riki terbinar.

"Jadi saya boleh pulang dong pak?!" Tanya Riki dengan wajah tololnya.

"Iya pulang nanti nunggu bel pulang, sekarang kalian bersihin toilet laki-laki sampe bersih!" Suruh Pak Yanto tegas dan telak tanpa bantahan.

"Jangan toilet laki-laki dong pak, toilet perempuan aja." Ucap Riki menatap Pak Yanto melas.

"Toilet laki-laki bau pesing pak, kalo pipis ga pernah disiram. " Ucap Bagas juga ikut-ikutan, alesan.

"Lu juga iya kampret," sewot Riki menatap Bagas sinis.

"Kata siapa, gua selalu siram ya." Balas Bagas menatap Riki tak terima.

"Kemaren gua liat lu pipis ga siram tuh." Ucap Riki yang membuat Bagas menyeringai ke arah Riki.

"Lu ngintilin gua ya?" Tanya Bagas senyum minta ditabok.

"Kaga, enak aja lu! Gua kemaren abis ganti baju." Balas Riki sedikit gelagapan, enak aja dia ngintilin si Bangsat.

"Halah bilang aja lu kangen gua," ucap Bagas sambil menaik turunkan dua alisnya.

Riki menginjak kaki Bagas dengan keras sampai Bagas berlutut memegangi kakinya. "Minta ditonjok ni anak." Ucap Riki kesal, dia berjalan meninggalkan Bagas yang masih kesakitan.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang