S2 2. TELAT

22K 1.6K 23
                                    

"Gas bangun!" Riki menggoyangkan kaki Bagas berusaha membangunkan dia yang molor mulu.

Bagas ngulet sebentar dan membuka matanya sedikit menatap ke arah Riki yang habis mandi masih dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Bangun bangsat! Udah mau jam 7!" Ucap Riki yang mulai kesal Bagas ga mau bangun-bangun.

"Bentar yang, 10 menit." Jawab Bagas mulai menutup matanya lagi.

Riki menyingkap selimut yang menutupi badan Bagas yang telanjang dada, sontak Bagas membuka matanya saat merasakan hawa dingin.

"Bentar doang sayang, masih ngantuk." Bagas berniat menarik selimutnya lagi.

"Yaudah tidur aja! Gausah bangun!" Seru Riki berjalan ke arah lemari.

Bagas menghela nafasnya, dia beranjak dari kasur lalu mengambil handuk yang ada digantungan dan masuk ke kamar mandi.

Mode emak keluar.

Riki hanya melirik ke arah Bagas sebentar, dia memakai seragam sekolahnya dan keluar dari kamar menuju ke dapur berniat membuat sarapan.

Ga lama Bagas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dia menatap sekeliling kamar yang kosong.

Bagas berjalan ke arah lemari lalu mengambil baju sekolahnya dan memakainya. Setelah selesai dia berjalan keluar dari kamar turun ke lantai 1 menuju ke arah dapur yang memperlihatkan Riki sedang buat sarapan.

Dia menghampiri Riki lalu memeluk pinggang Riki dari belakang.

"Morning," ucap Bagas sambil mencium pipi Riki.

"Apasi?" Tanya Riki ketus, dia menyiku perut Bagas supaya menjauh darinya.

"Sensi amat, hamil ya?"

"Ndasmu hamil!"

"Ya bisa aja, apa perlu periksa ke dokter?"

"Goblok! Udah siang ini bacot mulu."

"Sun dulu."

"Sun apaan? Matahari?"

"Sun sayang, cium."

"Udah siang Gas." Riki mendorong pelan badan Bagas mengkode supaya melepaskan pelukannya.

Bagas melepaskan pelukannya menatap Riki yang menyiapkan sarapan ke meja makan.

"Malah bengong, udah siang ini Bagas." Riki gereget banget sama Bagas yang lehay lehoy santuy banget.

Walaupun Riki ga pernah ketinggalan yang namanya kata telat dari dulu, tapi sekali-kali rajin gapapa lah.

"Sun dulu," ucap Bagas yang masih berdiri di dekat kompor.

Berikanlah hamba-Mu ini kesabaran segunung buat ngadepin Si Bocah berkedok Bujang kek Bagas.

Riki menghela nafasnya jengah, dia mulai eneg liat sifat Bagas yang kek bocah ternyata. Kalo bukan karena dia ganteng ples tajir ples bikin klepek-klepek, Riki ga bakal kepincut keknya.

Riki berjalan mendekat ke arah Bagas, dia berjinjit sedikit mencium bibir Bagas sebentar sebelum Bagas menahan belakang leher Riki dan mencium bibirnya lagi, dia melumat bibir Riki yang dibalas Riki.

"Mm..udah siang!" Riki melepaskan ciumannya menatap Bagas kesal.

"Rik, gua sange."

"Koncol lu baperan." Riki ga gubris perkataan Bagas, dia duduk dibangku meja makan dan makan sarapannya.

*****

"Tu kan telat! Lu si!" Sewot Riki ke arah Bagas yang memberhentikan mobilnya didepan gerbang sekolah yang udah ditutup.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang