S2 19. PULANG

9.2K 705 0
                                    

Sudah lewat 3 jam sejak Bagas menggempur lubang Riki sampai sekarang, pemuda itu masih terlihat menggerakkan pinggangnya menumbuk dalam miliknya ke lubang Riki membuat pemuda dibawahnya hanya bisa mendesah.

Bagas menatap punggung Riki yang sedang menungging dengan posisi doggy style, kedua tangannya menahan pinggang ramping Riki terus menggerakkan miliknya cepat dibawah sana, menumbuk dalam terus menerus gespot Riki yang beberapa kali memekik kenikmatan.

"Ahh!..sial..mmhh! Pinggang gua cape, Gas..ahh!" Gerutu Riki disela-sela desahannya.

Bagas tidak memperdulikan ocehan Riki, dia menarik tubuh telanjang Riki sampai punggung pemuda itu menempel dengan dada bidang Bagas.

"Bentar..sshh..Bangsat! Lubang lu enak banget, sayang...ah" Racau Bagas dengan desah rendahnya ditelinga Riki masih mempertahankan tempo gerakan tubuh bawahnya yang cepat. Bibir pemuda itu tidak tinggal diam, dia mengecupi dan menyedot keras belakang leher Riki dan bahunya sampai meninggalkan tanda kemerahan yang kontras.

Riki terus mengeluarkan desahannya saat kedua tangan Bagas berpindah mulai memainkan kedua nipplenya sedangkan kedua tangan Riki sudah menahan paha Bagas yang terus bergerak maju mundur munumbuk lubangnya dengan keras.

"Ahh..gua..mmh! Mau keluarh.." Ucap Riki saat merakan miliknya berkedut merasakan akan datangnya pelepasan.

"Bareng, sayang.." Ujar Bagas dengan nafas beratnya, satu tangan pemuda itu menuntun wajah Riki supaya menengok kearahnya dan langsung dia cium bibirnya.

Riki melepaskan tautan ciumannya saat gerakan Bagas mulai tak terkontrol dibawah sana, lalu sedetik kemudian terdengar suara erangan rendah dan desahan panjang diruangan kamar itu saat Bagas dan Riki pelepasan yang ke entah berapa kali.

Tubuh Riki langsung ambruk dengan posisi tengkurab sambil menghirup nafasnyap yang ngos-ngosan begitu pun dengan Bagas, pemuda tinggi itu hanya diam melihat tubuh telanjang Riki didepannya sambil menetralkan nafasnya setelah melepaskan pangutan tubuh bawahnya.

Dia membungkukkan badannya mendekat kearah Riki yang menutup kedua matanya masih menetralkan nafasnya. Tenaganya seperti terkuras habis, kedua matanya pun terasa berat untuk hanya membuka.

"Sayang, bersih-bersih dulu." Bisik bagas lirih ditelinga Riki.

"Besok, udah ayok tidur." Jawab Riki sambil menarik pergelangan tangan Bagas supaya tidur disebelahnya.

Bagas menghela nafasnya dan menurut, dia merebahkan badannya dibelakang Riki lalu menarik selimut menutupi tubuh telanjang mereka berdua dan memeluk tubuh Riki dari belakang yang sudah mulai terlelap.

*****

Tok tok tok

"Gas, udah siang, bangun sarapan dulu." Suara ketukan dan panggilan Anis dari arah pintu kamar Bagas dan Riki itu terdengar, membuat kedua pemuda telanjang yang ditutupi oleh selimut dan masih nyaman dengan tidurnya sedikit terganggu.

Riki mulai membuka kedua matanya saat sedikit terganggu dengan ketukan dan panggilan dari Anis, dia menatap pinggangnya yang dipeluk Bagas dari belakang setelah kedua matanya menyesuaikan cahaya ruangan.

"Bagas," panggil Riki sambil menepuk pipi pemuda itu pelan.

"Mm.." Bagas hanya membalas dengan gumaman berat, dia malah mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya diceruk leher Riki.

Membuat pemuda itu menghela nafasnya jengah. "Udah jam 9. Bangun, Gas." Ucap Riki yang masih tidak ada jawaban dari Bagas.

Ide terlintar diotak Riki saat Bagas tidak bergeming dari tudurnya terus menerus, dia bergerak menjadi menghadap kearah Bagas lalu sedetik kemudian Bagas merasakan ada remasan kuat di miliknya yang membuat pemuda itu mengerang sambil meringis.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang