"Widih, berangkat bareng kiw kiw ciwiw!" Ledek Rio yang melihat Riki dan Bagas jalan bareng masuk kelas. Riki menatap Rio sinis lalu dia menggeplak kepala Rio dengan keras.
"Anjing sakit cuk! Makan apa si lu? Besi?" Gerutu Rio sambil mengelus kepalanya menatap Riki sebal.
"Alah letoy," ejek Riki membuat Rio berniat mencekeknya sebelum Bagas menatap dia tajam, ga jadi.
"Muka lu kek disiram soklin Gas, kinclong amat." Celetuk Ucup yang melihat Bagas senyum-senyum mulu kek orang gila.
"Kok lu tau?" Tanya Iqbal yang dari tadi menyimak.
"Yaiya lah, tambah buluk soalnya." Bagas mencekek Ucup setelah mendengar jawabannya.
"Uhuk uhuk asu! Mati gua nanti bangsat!" Teriak Ucup sambil menahan tangan Bagas yang mencekik lehernya. Rio berjalan mendekat ke arah Bagas sama Ucup dan ikut menahan kaki Ucup.
Riki sama Iqbal hanya menatap mereka datar. "Goblok gua kira mau bantuin Ucup!" Ucap Riki ke Rio yang melihat mereka bertiga santuy.
Ya lu kenapa ga bantuin gua anjing!! Batin Ucup kesal.
Bagas melepaskan cekekan ke Ucup. "Uhuk uhuk bangsat! Lu kek beneran mau bikin mati gua." Sewot Ucup sambil menetralkan nafasnya.
"Gapapa dapet nasi kotak," ucap Bagas yang membuat Ucup menatapnya kesal.
"Sialan lu!" Umpat Ucup.
"Eh katanya ada murid baru di kelas," celetuk Iqbal yang membuat mereka berempat menatapnya.
"Siapa?" Tanya Riki menatap Iqbal bertanya.
"Mana gua tau," balas Iqbal yang membuat mereka menatapnya datar.
"Kirain tau," ucap Riki menatap Iqbal malas.
"Tapi katanya cewe cantik," ucap Iqbal yang membuat Ucup menatapnya antusias.
"Beneran?" Celetuk Ucup menatap Iqbal.
"Gatau juga si," jawab Iqbal yang membuat Ucup menatapnya datar.
"ADA GURU WOY DUDUK-DUDUK!" Teriak siswa dari luar kelas. Siswa yang ada dikelas buru-buru duduk di bangkunya termasuk Riki, Bagas sama yang lain.
"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Pak Jamal menatap murid-muridnya malas.
"Pagi paaak..." Jawab serentak semua siswa lesu.
"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru, silakan masuk." Ucap pak Jamal selaku wali kelas. Dari arah pintu masuk kelas muncul seorang perempuan cantik berjalan masuk ke kelas dan berhenti di sebelah Pak Jamal.
"Perkenalkan nama kamu," suruh Pak Jamal yang dianggukin perempuan itu.
"Halo, nama saya Cici Hermawan. Salam kenal." Ucapnya sambil tersenyum manis.
Riki sama Bagas melihat perempuan didepannya kaget. Ngapain mak lampir pindah sekolah??!! Batin Bagas menatap Cici tajam.
Dia sepupu Bagas kan? Batin Riki menatap Cici bingung.
"Woy Iqbal katanya cewe cantik, lah ini mak lampir yang nongol." Bisik Ucup ke arah Iqbal yang dibalas Iqbal dengan mengangkat bahunya, gatau.
Rio sama Ucup jelas kenal sama Mak lampir (Cici), orang mereka berdua sering main ke rumah Bagas. Karena mereka berdua juga nama Mak Lampir lahir buat Cici. Soalnya kelakuannya ga mencerminkan manusia melainkan setan.
"Pak guru harap kalian bisa akrab sama Cici. Cici kamu bisa duduk di bangku sebelah Riki." Ucap Pak Jamal yang dianggukin Cici, kebetulan emang di samping bangku Riki kosong, si Gentong ga masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...