"Heh bangsat! Ngapain lu ikut masuk ke kamar gua?" Tanya Riki menatap Bagas yang ada di ambang pintu kamarnya.
"Tidur lah," jawab Bagas enteng sambil menutup pintu kamar Riki.
"Lu tidur di sofa ruang TV!" Seru Riki menatap Bagas yang berjalan menghampirinya.
"Tega amat sama tamu, disana juga dingin gua gamau." Balas Bagas berniat naik ke atas kasur.
"Gua ga mau tidur bareng lu ya kampret!" Riki yang sedang duduk di kasurnya melempar bantal ke wajah Bagas yang ditangkap oleh Bagas.
"Sampe lu naik ke kasur, gua potong tu titid lu." Ancam Riki menatap Bagas tajam.
"Oh ya?" Tanya Bagas dengan seringainya, dia merangkak naik ke atas kasur milik Riki yang membuat Riki melotot ke arah Bagas.
Niat dipotong tu titid!
"Bangsat nantangin gua lu?" Umpat Riki berbalik berniat turun dari kasurnya, sebelum Bagas menahan tangannya dari belakang dan mendorong badan Riki sampai tiduran tengkurap di kasur.
"Sialan lepasin tangan gua!" Riki berusaha memberontak melepaskan dua tangannya yang di tahan dari belakang sama Bagas.
"Mau hadiah ga Rik?" Tanya Bagas menahan erat pergelangan tangan Riki.
Bagas menurunkan celana Riki, sontak Riki melotot ke belakang menatap Bagas horor. "Lu mau ngapain bangsat?!" Tanya Riki menatap Bagas was-was.
"Mau gua kasih hadiah." Jawab Bagas dengan wajah tenang, dia menatap pantat Riki yang berada dibawahnya.
"Jan macem-macem lu anj-"
Plak
Riki melotot kaget, sumpah pantat dia perih anjir di tabok si Bagas. "B-bangsat perih!" Riki berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Bagas.
Plak
Riki tersentak, dia menatap Bagas horor sambil menggertakan giginya.
"Mau lagi?" Tanya Bagas masih tenang, kek gada rasa bersalah sama sekali.
"Brengsek!"
Plak
"....."
BANGSATTT....!
*****
"Oi Rik, kenapa lu? Pagi-pagi mukanya kek ga tidur 1 bulan." Tanya Iqbal yang liat Riki duduk di kelas dengan keadaan kantong mata hitam. Riki menggertakan giginya kesal.
Awas aja bangsat gua bales nanti!
"Berisik, gua mau tidur." Balas Riki cuek, dia nidurin kepalanya di mejanya. Iqbal menatap Riki bingung
Kenapa ni anak? Broken home?
"Kenapa tu si Riki?" tanya Rio dari arah pintu masuk kelas yang disusul Bagas di belakangnya.
"Gatau," jawab Iqbal lalu dia mengalihkan pandangannya menatap wajah Bagas.
"Gas, tu pipi lu merah sama sudut bibir lu lebam kenapa?" Tanya Iqbal menatap Bagas bertanya.
"Di jotos bapak negara, gigi gua berasa copot semua." Jawab Bagas pelan, ngilu dia kalo diajak ngomong.
Iqbal menatap Bagas bingung dia menatap Rio minta penjelasan, Rio menaikan bahunya ga tau.
Pada kenapa dah? Batin Iqbal.
Bel masuk berbunyi.
Guru yang ngajar udah masuk ke kelas membuat Iqbal bangunin Riki yang masi tidur. "Riki bangun anjir ada guru," ucap Iqbal pelan sambil goyangin bahu Riki.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Fiksi Remajastatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...