21. NYESEL

36.4K 3.8K 295
                                    

"Ppfftt..lu bo'ongin gua ya?" Tanya Bagas sambil terkekeh melihat Riki.

"Gua serius." Jawab Riki menatap Bagas serius.

Bagas berhenti dari kekehannya, dia menatap wajah Riki serius yang sedang manatapnya serius juga. Mereka masih diposisi Bagas mengurung Riki yang ada dibawahnya.

Detakan jantung Riki berpacu cepat, dia takut salah ngomong dan juga takut Bagas ga percaya.

Sial gua deg-degan, atau gua tarik ucapan gua ya?

"Kenapa mendadak? Lu kan masih sekolah," ucap Bagas masih dengan wajah datarnya. Riki menelan ludahnya susah payah, dia berusaha memasang wajahnya tetap serius.

"Emak yang comblangin," jawab Riki asal.

Maapin Riki mak, nanti Riki beliin kue nastar kesukaan emak.

"Kapan?" Tanya Bagas menatap Riki.

"3 hari lagi." Bagas menatap Riki dengan raut wajah yang ga bisa dibaca. Riki jadi bingung ini Bagas bakal ngamuk atau nangis?

"Lu tau kan itu hari apa?" Tanya Bagas masih dengan wajah tenangnya. Gua salah ngerjain Bagas keknya, dia lebih serem kek gini anjing! Riki menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Dan lu malah mau tunangan? Lu kan pacar gua, pacar Bagas Hermawan." Ucap Bagas sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Riki.

"Tapi kita berdua laki-laki, Gas." Jawab Riki menatap Bagas dengan raut wajah yang dibuat sedih.

"Itu alasannya?" Tanya Bagas yang dianggukin Riki kaku.

"Ya itu masuk akal, tapi gua ga percaya. Gua mau nanya sama emak lu," ucap Bagas beranjak dari atas Riki.

"Bentar Gas! Lu mau nanya apaan?" Tanya Riki sambil menahan tangan Bagas.

"Gua mau mastiin kalo yang diucapin sama lu itu bo'ong." Ucap Bagas menatap Riki tajam.

"Gua ga bo'ong, Gas." Jawab Riki menatap Bagas supaya dia bisa percaya, gawat kalo dia nanya beneran ke emak.

"Kalo begitu biar gua nanya sama si lonte," ucap Bagas siap-siap keluar dari kamar Riki.

"Nama dia Jihan, Gas." Seru Riki masih berusaha menahan tangan Bagas.

"Terserah mau namanya Jihan, Juhan. Gua mau nanya sama dia." Bagas melepaskan tangan Riki siap-siap membuka pintu kamar Riki.

"Gua ga suka sama lu, Gas!" Celetuk Riki tiba-tiba sambil menatap ke arah lantai.

Bagas berhenti saat dia berniat membuka pintu kamar Riki. "Apa?" Tanya Bagas nengok ke belakang menatap Riki bingung.

"G-gua ga suka sama lu." Ucap Riki sedikit gemetar, mampus dia deg-degan parah.

"Terus kenapa mau jadi pacar gua?" Tanya Bagas menatap Riki. Riki diam, dia bingung mau ngomong apa.

"Kalo lu ga suka sama gua dari awal lu ga usah nerima gua. Tinggal lu bilang aja kalo lu nolak, ga usah kek gini, Rik."

"Lu juga tau gua suka sama lu bahkan cinta sama lu. Kalo lu niatnya mau bercanda sama gua ini ga lucu sama sekali Rik, kita aja pacaran belum ampe satu minggu."

"Seharusnya lu ngomong dari awal. Gua kecewa banget sama lu Rik, gua udah ngejar lu dari lama. Kalo tau respon lu bakal kek bocah begini gua bakal diem aja Rik."

Riki diam kaku. Detakan jantungnya berpacu cepat, detakannya rasanya ga enak kek biasa dia rasain pas Bagas selalu rusuhin dia.

Gua kelewatan ya?

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang