Riki membuka pintu kamarnya bersama Isan yang berada digendongannya lalu masuk disusul Bagas dari belakang dengan tas ditangan kanannya.
"Gas, lu mandiin Isan sana." Suruh Riki menurunkan Isan dari gendongannya ke kasur lalu menaruh mainan milik Isan disampingnya.
Bagas menatap kearah Riki setelah menaruh tasnya di meja belajar yang ditatap Riki balik.
"Kok gua?" Tanya Bagas menatap kearah Isan yang sedang main dengan mainannya.
"Lu kan pamannya, pasti sering mandiin kan."
"Bukan berarti gua pamannya jadi gua sering mandiin, Rik." Ucap Bagas sedikit mendramatis yang membuat Riki merotasikan matanya.
Riki mengusap rambutnya kasar, duh dia bingung. Riki mandiin bayi aja kaga pernah, punya adek juga kaga.
"Kita mandiin bareng," usul Riki.
Bagas sempet diem menatap kearah Isan yang sedang bermain dengan mobilnya. "Dasar bocil," gumam Bagas sebelum dia menganggukan ucapan Riki.
"Gua siapin air panas dulu," ucap Riki berjalan kearah kamar mandi meninggalkan Bagas dan Isan yang sedang main dengan mainannya dikasur.
Bagas menatap Isan sebentar lalu dia berjalan menghampirinya, dia mulai membuka baju Isan satu persatu lalu mengendongnya dan berjalan kearah kamar mandi menyusul Riki.
"Rik, udah belum?" Tanya Bagas sambil membuka pintu kamar mandi dengan Isan yang digendong dengan satu tangan kirinya.
"Udah," jawab Riki setelah mengecek suhu air bak mandi takutnya kepanasan lalu dia menatap kearah arah Bagas.
Riki sempat diam menatap kearah Bagas dan Isan. Bagaimana tidak? Bagas jika dilihat sekarang seperti seorang Ayah muda dengan penampilan kemeja hitam yang lengannya dilipat dan celana hitam panjangnya, jangan lupakan Isan yang berada digendongannya.
Sial, kenapa dia diliat-liat tambah ganteng. Riki berdehem sambil memalingkan wajahnya kearah lain membuat Bagas menatapnya heran.
"Cepet taro, nanti airnya keburu dingin." Ucap Riki berusaha menetralkan nada suaranya supaya tidak gugup.
Bagas nurut, dia menaruh Isan di bak mandi. Setelah beberapa menit, mereka berdua keluar dari kamar mandi dengan wajah lesu beda dengan Isan yang masih memasang wajah cerianya.
Riki tidak berpikir bahwa memandikan anak kecil bisa sampai secape ini, dia menatap Isan yang berada digendongan Bagas dengan handuk yang melilit dibadannya.
"Sini gua aja yang bajuin, lu mandi sana." Riki mengambil Isan dari gendongan Bagas dan menaruh ditempat tidur. Bagas hanya membalas dengan anggukan lalu dia berjalan kearah kamar mandi lagi.
Riki mulai memakaikan baju Isan yang sudah disiapkan ditas tadi, setelah selesai dia tidak lupa merapikan rambut milik Isan.
"Udah, Isan laper ga?" Tanya Riki setelah selesai, dia berjongkok didepan Isan yang duduk di pinggir kasur.
"Isan lapel.." rengek Isan dengan suara lirihnya membuat Riki terkekeh.
"Yaudah, Kak Riki masakin. Isan mau makan apa?" Tanya Riki sambil menyolek hidung milik Isan.
"Nasi goyeng mama.." jawab Isan dengan wajah cemberut.
"Mama lagi pergi bentar, Isan mau nasi goreng Kak Riki ga?" Tanya Riki dengan senyumannya.
Isan sempat diam beberapa detik sebelum dia mengangguk mengiyakan, lalu Riki berdiri dan menggandeng Isan berjalan keluar dari kamar menuju kearah dapur.
"Duduk disini yang anteng ya," ucap Riki setelah menaruh Isan duduk dibangku ruang makan.
Isan hanya ngangguk patuh yang membuat Riki tersenyum lalu dia berjalan kedapur yang masih satu tempat dengan ruang makan, jadi Riki bisa mengamati gerak-gerik Isan jika anak itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Ficção Adolescentestatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...