16. GANGGU

31.4K 3.6K 122
                                    

"Lah ngapain lu bawa gua ke rumah lu?" Tanya Riki ke arah Bagas sambil turun dari motornya.

"Main sebentar disini, Bunda katanya pengen liat kamu." Jawab Bagas sambil melepaskan helmnya dan menatap ke arah Riki.

"Apasi anjing aku-kamu!" Seru Riki menatap Bagas jijik.

"Biar romantis dong," ucap Bagas sambil mencubit pipi Riki.

"Geli gua!" Balas Riki sambil menabok tangan Bagas.

"Yaudah ayo masuk." Bagas mengajak Riki masuk diikuti sama Riki dibelakangnya.

"Eh udah pulang, sini masuk." Ucap Bunda yang udah buka pintu duluan.

"Bunda mau kemana?" Tanya Bagas yang melihat Bundanya udah rapi.

"Bunda ada acara reuni temen SMA, kalian berdua disini aja ya tunggu rumah." Seketika Bagas menatap Bundanya sambil tersenyum yang ditatap Riki curiga.

"Yaudah Bunda hati-hati ya, pulangnya jam berapa Bun?" Tanya Bagas menatap ke arah Bunda.

"Mungkin bisa sampai malem, jan lupa tutup pintunya." Jawab Bunda sambil jalan keluar dari rumah.

Bagas berjalan dibelakang Bunda berniat mengantarnya sampai depan pintu, setelah Bunda pergi dengan mobilnya Bagas menutup pintu rumahnya.

Hening. Riki menatap sekitar supaya ngilangin rasa canggungnya, gatau kenapa suasananya jadi canggung begini.

Riki berdehem, dia berjalan ke arah sofa ruang tamu berniat duduk. Belum sempat pantat Riki duduk di sofa, Bagas menarik tangan Riki sampai Riki berdiri.

"Ke kamar gua ayok!" Ajak Bagas menatap wajah Riki yang membuat Riki menatap Bagas sedikit gugup.

"Ngapain sat? Tinggal disini, gua...pengen nonton TV!" Jawab Riki sedikit gugup.

Kenapa gua gugup begini!!

Bagas ga gubris perkataan Riki, dia mengangkat badan Riki membopong badan pemuda itu ala koala dan berjalan ke arah kamarnya.

"Heh anjing turunin gua!" Sewot Riki memberontak. Bagas ga berminat nurutin Riki dia malah meremas pantat Riki.

"Bangsat tangan lu!!" Riki menatap Bagas kesal sambil menjambak rambut Bagas.

"Diem atau gua jebolin lobang lu disini!" Ancam Bagas yang sedang naik di tangga menuju ke kamarnya membuat Riki melotot ke arah Bagas.

Riki menggertakan giginya kesal dan nurut diem sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Bagas sampai didepan kamarnya, dia membuka pintunya masuk dan menutupnya lagi dengan satu tanganya sedikit kesusahan, ga lupa dia kunci.

Riki melotot saat Bagas melempar kunci kamarnya ke luar lewat sela-sela lubang dibawah pintu.

"Bangsat kunc-mmh!" Riki menatap Bagas kaget saat dia tiba-tiba mencium bibir Riki sedikit kasar. Bagas menyandarkan punggung Riki ke pintu kamarnya masih dengan posisi menggendongnya di depan.

"Nghh..." Erangan Riki keluar saat Bagas mulai melumat dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Riki membuat pemuda itu meremat bahu Bagas dan membalas lumatannya.

Tangan Bagas mulai masuk ke dalam baju sekolah Riki dan mengelus punggung Riki lembut membuat badan Riki merinding, reflek tangan Riki melingkar dileher Bagas dan meremas rambut Bagas.

"Mmh...Gash.." Riki memukul bahu Bagas setelah merasakan nafasnya mulai habis. Bagas melepaskan ciumannya dan menatap Riki yang ada di depannya sedang menghirup oksigen sebanyak mungkin.

"Rik, lo Sexy.." Bisik Bagas rendah di telinga Riki, lalu dia mencium leher Riki dan menggigitnya menimbulkan tanda keunguan.

"Ah...Gas..bentarh.." Riki meremas rambut Bagas.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang