"Kok bisa Isan sama lu berdua?" Tanya Bagas kearah Iqbal dan Rio yang sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Gua yang liat dia duluan," celetuk Iqbal, sedangkan Rio hanya menyimak sambil menyebat sebatang rokoknya disebelahnya.
"Dia di ujung komplek, untung kaga ke jalan raya." Ucap Iqbal lagi.
Sontak Bagas mengusap belakang lehernya. "Makasih ya," ucapnya kearah Iqbal yang dianggukkan sang empu.
"Emang Isan anak lu?" Tanya Iqbal kearah bagas dengan wajah polos, sontak membuat Bagas dan Rio menatap kearah pemuda itu.
"Anak gua sama siapa njir?" Tanya Bagas heran.
"Riki lah."
"Kata siapa? Ngawur lu!"
"Rio," ucap Iqbal menatap kearah Rio sontak membuat pemuda itu tertawa.
"Percaya amat lu anjir!" Gelak Rio dengan tawanya membuat Iqbal mendesis sinis.
"Terus lu kenapa bisa bareng?" Tanya Bagas kearah Rio yang sedang mematikan rokoknya di asbak yang sudah pendek masih dengan kekehannya.
"Ketemu di jalan, gua kira dia nyulik anak." Jawabnya yang langsung digeplak Iqbal belakang kepalanya.
"Ndasmu!" Umpat Iqbal yang dibalas cengiran Rio.
"Gua keatas, lu berdua kalo mau pulang, pulang aja." Ujar Bagas sambil berdiri dari duduknya.
"Ye malah ngusir," dumel Rio melihat punggung Bagas yang mulai naik ke lantai 2.
Bagas membuka pintu kamar yang memperlihatkan Riki dan Isan yang sudah tertidur dengan posisi Isan yang berada dipelukan Riki. Pemuda itu mendekat kearah ranjang lalu dia membuka kaos yang dia pakai sampai telanjang dada, dia ikut masuk kedalam selimut dan merebahkan tubuhnya dibelakang Riki.
Satu tangannya dia gunakan untuk menjadi bantal kepala Riki dan satu tangannya masuk kedalam selimut memeluk pinggang Riki. Merasa ada pergerakan dibelakangnya, Riki membuka kedua matanya merasa terganggu lalu mendongak mendapati wajah Bagas yang sedang tersenyum kearahnya.
Riki memutar tubuhnya jadi menghadap kearah Bagas dan membelakangi Isan yang sudah tertidur nyenyak, lalu dia memeluk tubuh Bagas dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher pemuda didepannya.
Sontak satu tangan Bagas membalas memeluk tubuh Riki dan mengusap punggungnya lembut, dia juga mengecup pucuk kepala Riki lalu satu tangannya berpindah memeluk tubuh Isan takut anak itu jatuh dan mulai menutup kedua matanya.
*****
"Tapi bo'ong," ucap Ucup kearah Rico membuat seringai pemuda tinggi itu luntur seketika.
"Emang gua cowo apaan?! 50jt? Murah amat," cibir Ucup menatap remeh kearah Rico membuat pemuda itu terkekeh.
"Yaudah kalo gitu kamu nikah sama saya, jadi kamu dapet lebih dari 50jt." Ucap Rico berjalan mendekat kearah Ucup.
"Ogah! Gua masih normal." Seru Ucup mantap.
"Kamu kira saya abnormal?"
"Iya, lu abnormal ngajak nikah gua." Jawab Ucup sambil mendongak menatap menantang kearah Rico.
"Saya normal, buktinya saya masih mengajak nikah manusia bukan hewan."
"Lu ngatain gua hewan?"
"Kamu sendiri yang bilang tadi saya abnormal, jadi saya ngga salah karena saya hanya membela diri saya sendiri." Jelas Rico panjang membuat Ucup berdesis merasa kalah.
Ucup baru menyadari sekarang dia terpojok oleh Rico di tembok, tiba-tiba dia merasa gugup karena kedua tangan Rico menghalangi sisi kanan dan kiri tubuhnya dan mengsejajarkan wajah pemuda itu dengan wajah dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...