29. H - 1

26.5K 2.9K 61
                                    

"Ki, Ginan siapa lu si?" Tanya Cici menaruh makanannya ke meja kantin membuat Riki sama Bagas ga lupa juga 3 curut, melihat ke arah Cici.

Mereka udah dikantin baru aja bel istirahat, tapi mereka berenam udah ke kantin duluan sebelum bel.

Ini juga berenam cuma Cici doang yang cewe sendiri, katanya gada temen cewe yang mau temenan sama dia. Ga kaget si sifatnya emang kek setan, mak lampir lebih tepatnya.

"Temen kecil dulu," jawab Riki cuek.

"Sekarang lu dah gede udah ga temenan?" Tanya Cici lagi yang membuat Riki menatapnya.

"Ya...masih lah," jawab Riki sambil memakan baksonya.

"Lu juga pernah suka sama dia," celetuk Iqbal yang di pelototi Riki.

Sontak Cici, Rio dan Ucup menatap ke arah Riki kaget. Bagas hanya melirik ke arah Riki, nyimak.

"I-itu kan dulu!" Jawab Riki ngegas ke arah Iqbal.

"Iya gua kan bilang pernah, PERNAH." Ucap Iqbal memperjelas ucapannya.

"Ohok ohok! Rasa cuka segentong." Celetuk Rio melirik ke arah Bagas yang sedang memakan baksonya.

"Mm..permisi." Mereka berenam menatap ke arah Ginan yang berdiri di samping Riki.

Riki menatap ke arah Ginan, begitu pun dengan yang lain.

"Ki, boleh ikut duduk? Soalnya bangku yang lain penuh." Tanya Ginan menatap ke arah Riki dan temannya bergantian.

Riki menatap ke arah teman-temanya dan juga Bagas yang juga menatapnya lalu melanjutkan makan baksonya.

Dia menatap ke arah Cici, Rio dan Ucup tanda bertanya. Mereka bertiga mengangkat bahunya tanda tidak tau.

Riki menghela nafasnya, dia menatap ke arah Ginan lalu menganggukan kepalanya tanda mengizinkan. Ginan duduk disebelah Riki yang memang kosong, jadi Riki duduk ditengah antara Bagas dan Ginan.

Riki melanjutkan makan baksonya, dia terkejut saat Bagas memegang pinggangnya dan menariknya mendekat kearahnya. Dia menatap ke arah Bagas yang sudah memakan baksonya lagi.

"Jan diliatin mulu, ga ketelen ni bakso. Gua tau gua ganteng," celetuk Bagas yang masih fokus dengan baksonya. Riki menatap Bagas datar, ga jadi senyum dia.

"Asekkk! Bagas besok ultah. Ki, minta Bagas traktir di resto mahal besok," ucap Ucup heboh.

"Boleh, di resto Bunda tapi." Ucap Bagas sambil meminum minumannya

"Beneran?" Tanya Cici.

"Bayar sendiri," jawab Bagas yang membuat Cici, Rio dan Ucup menatap Bagas kesal.

"Ki, nanti abis sekolah temenin ke mall ya?" Ucap Ginan lirih ke arah Riki yang masih didenger sama Bagas.

Riki menatap ke arah Ginan lalu dia melirik ke arah Bagas yang sedang melihatnya balik. Bagas menganggukan kepalanya kecil lalu Riki menghela nafas, dia ngangguk mengiyakan ucapan Ginan.

Ga lama bel masuk bunyi, mereka pergi ke kelas setelah menyelesaikan makanannya.

Bagas menatap punggung Riki yang sedang berjalan di belakang temen-temennya menuju ke kelas, dia menarik pergelangan tangan Riki diam-diam dan membawanya ke arah wc.

"Gas mau kemana? Mau masuk su!" Dumel Riki ke arah Bagas yang menarik tangannya.

Bagas ga gubris perkataan Riki, dia menarik tangan Riki ke arah bilik wc dan membuka pintu wc lalu menutupnya ga lupa dia kunci.

"Ngapain njing? Lu budeg udah bel?" Tanya Riki menatap ke arah Bagas bingung.

Bagas menempelkan jari telunjuknya di depan mulut tanda supaya Riki diam. Riki mengerutkan alisnya menatap ke arah Bagas bingung.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang