"Waduh temen gua udah nikah aja nih!" Seru Ucup heboh.
"Hooh, perasaan baru kemaren kita nyebat bareng."
"Emang kemaren nyebat bareng goblok!" Sewot Ucup ke arah Rio.
"AAA RIKI ANAK GUA NIKAH!" teriak Cici berniat memeluk Riki sebelum Bagas menahan wajahnya menjauh dari Riki membuat perempuan itu mendengus kesal ke arah Bagas.
"Apasi njing?! Kali-kali gua pen peluk Riki kek!"
"Bukan muhrim," ucap Bagas yang dipelototi Cici.
"Iyeiye yang udah sah mah," cibir Cici.
"Kenapa nikahnya ga di indo aja si Rik?" Celetuk Iqbal yang dari tadi emang diem aja, ngomong bareng Ucup ga bakal kedengeran soalnya.
"Mana ada Indo nikahan begini?" Ucap Rio.
"Kirain bisa, kan ga usah pake di Amerika segala."
"Mau ke ujung dunia juga mau gua, kalo nikah sama Riki." Ucap Bagas yang membuat semua teman-temannya termasuk Riki merotasikan matanya jengah.
"Gembel bat gombalannya gada romantis sama sekali, malah jijik." Celetuk Ucup yang digeplak Bagas keras.
"Yang dateng siapa aja?" Tanya Rio sambil clingak-clinguk.
Mereka berenam lagi duduk di sofa salah satu hotel yang udah Bagas boking buat pernikahan dia sama Riki.
"Keluarga masing-masing sama kalian doang." Rio cuma ngangguk mengiyakan ucapan Bagas, dia menatap ke arah Iqbal.
"Bal, istirahat yuk?"
"Lah ya sana, gua tidur sendiri ya."
"Lu tidur sama gua ayok!" Rio menarik tangan Iqbal pergi nyelonong aja.
"WOY NJING, GUA TIDUR SAMA SIAPA?!" Teriak Ucup ke arah Rio.
"Terserah, bodo amat!" Ucup menatap Rio sebal, dia mengalihkan pandangannya ke arah Cici.
"Beb, tidur yuk?"
"Ba Beb Ba Beb, Babi noh!" Cici berdiri dari duduknya berjalan berniat menuju ke kamarnya. Tinggal Bagas, Riki sama Ucup, dia menatap ke arah dua pasangan yang sedang menatapnya miris.
"Sialan lu berdua, besok gua nyusul nikah awas aja!" Dumel Ucup sambil berjalan ke arah kamarnya.
Bagas memijat pelipisnya, cape dia tu liatin temen-temennya yang makin hari makin ga waras. Dia menatap ke arah Riki yang diam sambil liatin cicin yang ada di jari manisnya.
Bagas memperlihatkan jarinya yang ada cicin yang sama dengan Riki. "Udah sah, ayo malam pertama." Bisik Bagas sambil mencium pipi Riki.
"Gua cape, babay!!" Teriak Riki berlari ke arah kamarnya dan kamar Bagas. Bagas tersenyum, dia berjalan menyusul Riki ke kamar.
***
"Gua mau tidur sendiri njir, ngapain gua tidur sama lu." Iqbal menatap Rio yang sudah rebahan di kasur hotel yang Bagas sewa.
"Sssttt! Tinggal tidur sini." Ucap Rio menepuk kasur sebelahnya yang kosong. Iqbal menatap Rio jengah, dia berjalan ke arah tempat tidur dan membaringkan tubuhnya dengan posisi tengkurab.
"Ni kalo bukan Bagas yang bayarin pesawat, gua ogah banget kesini." Ucap Iqbal yang menatap lampu kamar membelakangi Rio.
Tiba-tiba tubuh Iqbal menegang, dia merasakan ada yang memeluk pinggangnya.
"Gapapa, gratis juga." Bisik Rio ditelinga Iqbal, sontak Iqbal nengok ke belakang menatap Rio.
Dia terkejut saat wajah Rio sangat dekat dengan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan. Iqbal masih diam kaku menatap wajah Rio, Rio yang melihat Iqbal diam dia memajukan wajahnya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...