"Ahh..bangsat! Angh! Gue bilang 1 ronde bukan 3..ah!" Racau Riki saat Bagas terus menerus menggempurnya yang ke-4 kalinya.
Bagas berhenti dari gerakannya dengan nafas yang ngos-ngosan begitu pun dengan Riki, dia menyisir rambutnya yang basah karena keringat dengan jari tangannya lalu membungkukkan tubuhnya mendekat kearah Riki yang masih menarik nafasnya cepat.
"Besok lu tidur sendiri." Ucap Riki menatap kearah Bagas yang berada diatasnya masih dengan badan mereka yang menyatu.
Bagas hanya menyeringai menatap lekat wajah Riki, bukanya menjawab Bagas malah menggerakkan tubuhnya lagi membuat Riki mengerang lagi.
"Berarti malam ini sepuasnya gua kan?" Tanya Bagas masih mempertahankan gerakan cepatnya, kedua tangannya menahan dua kaki Riki erat dan mendorong tubuh bawahnya mulai bertenaga.
"Ngh...bukan gitu! Angh!"
Riki mendongakkan kepalanya saat milik Bagas terus menerus menyentuh prostatnya membuat dirinya seperti gila, kedua tangannya meremat sprai kasur yang sudah tidak terbentuk dengan erat.
"Sssttt..nanti Isan bangun, jangan keras-keras." Bisik Bagas lalu mulai mencium bibir Riki dan melumatnya.
Ya lu pelan-pelan anjing! Umpat Riki yang hanya bisa terucap didalam hati, dia mulai membalas ciuman Bagas.
Bagas melepaskan tautan ciumannya lalu wajahnya mendekat diceruk leher Riki dengan tempo tubuh bawahnya yang masih cepat, suara desahan Riki terdengar jelas ditelingannya membuat Bagas bersemangat.
"Rik, lu cantik, selalu cantik." Bisik Bagas ditelinga Riki, nafasnya mulai memberat saat merasakan akan datangnya pelepasan.
Kedua tangan Riki melingkar erat dileher Bagas, jari-jarinya meremat rambut Bagas erat atau tanpa sengaja mencakar punggung dan pundak lebar pemuda diatasnya saat gerakan Bagas mulai tidak terkontrol.
Tidak lama suara erangan berat dan lengkuhan keluar dari bibir kedua pemuda itu. Bagas masih mengatur nafasnya dengan wajahnya yang berada diceruk leher Riki, begitu pun dengan Riki, tenanganya seperti terkuras habis dan matanya mulai memberat.
"Bagas bangsat.." gumam Riki lirih.
"Love you too," balas Bagas dengan kekehannya.
*****
Bagas menggercapkan kedua matanya saat tidurnya terusik karena sesuatu, dia mulai membuka kedua matanya lalu melihat Isan yang sudah di tengah dirinya dan Riki yang masih tertidur lelap.
"Papa.." panggil Isan sambil naik keatas tubuh Bagas yang telanjang dada.
"Hm..?" Gumam berat Bagas dengan wajah mengantuknya, satu tangannya terulur memegang tubuh Isan yang duduk atas dadanya buat jaga-jaga takut jatoh.
"Pipis.." ucap Isan membuat Bagas melirik kearah Riki yang berada disebelahnya masih tertidur nyenyak.
Dia tidak tega membangunkannya, jadi Bagas mengangkat tubuh Isan dengan mudah lalu turun dari kasur dan membopong Isan berjalan menuju ke kamar mandi.
Bagas membantu Isan buat buang air kecil, setelah selesai dia membopong Isan lagi dan menaruh diatas kasur dimana Riki masih tertidur dengan telanjang dada.
"Duduk, papa mau pake baju." Ucap Bagas kearah Isan yang menurut duduk anteng dipinggir kasur menatap Bagas yang mengambil baju dilemari lalu memakainya.
Setelah selesai Bagas berjalan mendekat kearah Isan lagi, dia berdiri didepan Isan yang mendongak menatapnya polos. Bagas mengusap belakang lehernya dengan wajah bingung, dia berjongkok menyamakan tingginya dengan Isan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Genç Kurgustatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...