11. BUNDA

35.2K 4K 38
                                    

"Bal, lu liat Riki?" Tanya Bagas sambil berjalan masuk ke dalam kelas, Iqbal menatap Bagas yang baru masuk kelas dengan wajah yang lebam dibagian sudut bibirnya.

"Kaga, gua tadi nyari ga ketemu." Jawab Iqbal menatap ke arah Bagas sebentar lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah HP-nya lagi. Bagas menghela nafasnya, dia udah nyari sekeliling sekolahan tapi ga ketemu juga.

"Ya lu juga, cium si Riki di lorong ga modal banget." Cibir Iqbal yang masih fokus ke arah HP-nya. Bagas ga gubris perkataan Iqbal, dia mengusap rambutnya frustasi sambil duduk di bangkunya.

Ah! Bagas inget sesuatu, buru-buru dia beranjak dari duduknya lalu bergegas berjalan keluar dari kelas. Iqbal yang terkejut Bagas berdiri tiba-tiba menatapnya bertanya.

"Woy kemana lu?! Mau masuk goblok!" Teriak Iqbal yang ga di gubris sama Bagas.

Bagas berjalan menuju ke arah parkiran, tiba-tiba dia berhenti mendadak di depan motornya.

"Sebentar, Riki kan berangkat bareng gua, ga mungkin dia ada disana." Ucap Bagas sambil berfikir Riki ga mungkin ada di tempat yang biasa dia datengin.

"Eh tapikan dia bisa naik angkot atau taksi..." Tebak Bagas lagi sambil berfikir.

ARRGGH Bagas pusing.

Bagas naik ke atas motornya dan menghidupkannya, ga lupa pake helmnya lalu dia menjalankan motornya menuju ke suatu tempat. Dia sampai disuatu taman kota yang jaraknya ga lumayan jauh sebenernya. Bagas turun dari motornya setelah memarkirkan ditempat yang udah disediain.

Pemuda itu liat sekeliling nyari si Riki siapa tau ada disini, setelah dia berputar-putar benar saja Bagas melihat Riki sedang duduk di bangku bawah pohon, misah sama keramaian. Riki lagi duduk sendirian sambil liatin danau didepannya, tanpa banyak waktu Bagas berjalan samperin Riki.

Dia duduk disebelah Riki yang membuat Riki menatapnya kaget dan hampir terjungkal ke samping sebelum Bagas menahan tangan Riki.

"Kek liat setan aja lu," ucap Bagas sambil tersenyum ke arah Riki yang dibalas tatapan sinis.

Riki melepaskan pegangan tangan Bagas di tanganya dengan wajah kesal. Bagas melihat wajah Riki yang lebam di sudut bibirnya, dia mengangkat tangannya menyentuh sudut bibir Riki yang lebam.

"Apasi lu, ngapain lu disini?" Tanya Riki dengan nada kesalnya sambil menabok tangan Bagas.

Bagas menghela nafasnya malas.

"Gua minta maaf," ucap Bagas sambil menatap Riki yang ga peduliin perkataan Bagas, dia diam liat danau yang ada di depannya.

"Ki, liat sini dong atau gua cium lagi?" Ucap Bagas sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Riki yang sedang berada di sampingnya. Riki masih ga gubris perkataan Bagas, dia males ngomong sama Bagas.

"Beneran nih gua cium lagi disini?" ucap Bagas lagi yang mulai mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan wajah Riki. Riki mengerutkan alisnya kesal, dia menatap Bagas dengan wajah bengisnya.

"Kalau lu berani cium gua lagi, gua bakal bikin lu masuk rumah sakit." Ancam Riki menatap Bagas kesal.

"Gapapa gua ada BPJS kok, tenang aja." Jawab Bagas sambil tersenyum.

"Gembel lu punya BPJS," ucap Riki melirik ke arah Bagas mengejek.

"Bilang aja lu iri ga punya BPJS," balas Bagas tidak mau kalah.

"Siapa bilang, orang yang ga punya BPJS berarti orang yang sehat." Jelas Riki menatap Bagas sengit.

"Gua punya, tapi gua sehat tuh." Ucap Bagas yang membuat Riki menghela nafasnya jengah.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang